Rencana pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina menuai pro dan kontra di masyarakat. Lewat kebijakan yang rencananya mulai berlaku pada 1 Juli 2022 ini, para konsumen yang ingin membeli Pertalite dan Solar diwajibkan sudah terdaftar atau memiliki akun MyPertamina.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution dalam keterangannya belum lama ini menerangkan, warga bisa mendaftarkan datanya lewat website tersebut. Selanjutnya menunggu untuk verifikasi kendaraan dan identitas terkonfirmasi sebagai pengguna yang berhak dan terdaftar.
"Sistem MyPertamina ini akan membantu kami dalam mencocokkan data pengguna," bebernya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cara Beli BBM Aman Pakai HP di SPBU |
detikcom pun menggelar polling untuk menggalang respns dari masyarkat terkait kebijakan tersebut. Polling digelar sejak kemarin siang dan ditutup tepat pukul 12.00 WIB siang ini, Kamis (30/6/2022).
Sedikitnya, ada 50 pembaca detikcom yang berpartisipasi dalam polling tersebut. Dari jumlah tersebut, 15 orang setuju sementara sisanya sebanyak 35 orang menyatakan tidak setuju dengan pembatasan pembelian Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina.
"Ini salah satu langkh supay subsisi tept sasaran. Kmarin banyak yang protes petalite di konsumsi masyarakat mampu. Kalau ada yg tidak setuju pasti ini kaum orang kaya yang suka memakai subsidi," kata Stenly Kokong melengkapi respons setuju di kolom komentar polling tersebut.
Senada, pembaca lain juga mengatakan bahwa upaya ini bisa membantu pemerintah memastikan subsidi yang diberikan lebih tepat sasaran.
"Supaya subsidi digunakan untuk masyarakat yg layak mendapatkannya," kata Jufri.
Sementara, mereka yang menolak, umumnya keberatan dengan proses pendaftaran aplikasi MyPertamina sebagai syarat pembelian BBM. Tak sedikit yang mengaitkan banyaknya persyaratan yang diterapkan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan.
"Semakin kesini semakin nyusahin dan ribet aruran2x di negara ini. Dari bpjs wajib, penghapusan kelas dst....... 🥵," kata Kokoa.
Pemaca lain juga menyoroti penggunaan aplikasi telpon selular. Padahal, selama ini pengelola SPBU melarang penggunaan telpon genggam atau HP di area SPBU.
"Gaya² an pake aplikasi padahal selama ini aja ada larangan maen hp ketika isi bahan bakar, aneh dah. Udah gitu aplikasi kalo dikelola negara dijamin bakal down terus kaya yg udah², mau bikin aturan tapi ga pernah siap dgn kemungkinan yg terjadi," kata Mahmudin
Lihat juga Video: Ini Cara Beli Pertalite Nggak Pakai Aplikasi dan HP!