Ekspor Batubara RI Naik, Paling Banyak Dikirim ke Italia Sampai Swiss

Ekspor Batubara RI Naik, Paling Banyak Dikirim ke Italia Sampai Swiss

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 15 Jul 2022 14:51 WIB
Alat berat merapikan tumpukan batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). Pemerintah mewajibkan perusahaan swasta, BUMN beserta anak perusahaan pertambangan untuk mengutamakan kebutuhan batu bara dalam negeri dan melarang perusahaan untuk melakukan ekspor batu bara selama satu bulan sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia periode Juni 2022 tercatat US$ 26,09 miliar. Angka ini naik 21,3% dibandingkan periode Mei 2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan salah satu pendorong kenaikan ekspor ini adalah dari sektor pertambangan seperti batu bara dan lignit.

"Batu bara, seiring kenaikan harga global dari 2020-2022 Juni ini menunjukkan tren yang terus meningkat kecuali Januari 2022," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (15/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan memang ekspor batu bara ini terus meningkat. Beberapa negara tujuannya berada di Eropa.

"Terjadi peningkatan yang signifikan untuk batu bara, ke Italia, Belanda, Polandia dan Swiss," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Margo melanjutkan, secara tahunan ekspor juga naik 40,68% dibandingkan dengan Juni 2021 lalu. Komposisi ekspor ditopang migas dan non migas.

"Non migas naik 22,71% untuk migas 2,45%. Sedangkan ekspor di bulan Juni ini kalau dibanding Juni tahun lalu ekspor naik 40,68% dan kalau dilihat non migas 41,89% sementara itu migasnya 23,68%," ujarnya.

Margo merinci menurut sektornya, ekspor migas naik 2,45%, pertanian kehutanan 23,30%, industri pengolahan 29,21% dan pertambangan lainnya 6,22%.

"Kalau dilihat per sektor tertinggi month to month pada kelompok industri pengolahan 29,21%. Kalau dilihat pendorong peningkatan ekspor industri pengolahan industri kelapa sawit, pakaian jadi konveksi dari tekstil. Itu pendorong industri pengolahan," tuturnya.




(kil/zlf)

Hide Ads