SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) hingga semester I 2022 sebesar 1,57 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau 90% dari target APBN. Adapun target lifting migas tahun 2022 sebesar 1,793 juta boepd.
Realisasi lifting migas semester I 2022 ini terdiri dari lifting minyak 614,5 ribu boepd atau 87% dari target dan gas 5.326 MMSCFD atau sebanyak 92% dari target.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target tersebut tak tercapai karena mundurnya sejumlah proyek besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa hal besar yang mempengaruhi target produksi lifting ini adalah mundurnya proyek-proyek besar contohnya Jambaran Tiung Biru," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (15/7/2022).
Dwi menerangkan, saat menyusun APBN tahun ini yang disusun tahun lalu, Jambaran Tiung Biru ditargetkan produksi di tahun 2021. Namun, proyek ini mundur dan ditargetkan produksi pada akhir Juli atau awal Agustus tahun ini.
"Satu lagi yang cukup besar adalah Tangguh Train 3 yang sesungguhnya pada saat nyusun semua ditargetkan on stream di akhir 2021," imbuhnya.
Sementara, pendapatan negara dari hulu migas tercatat US$ 9,7 miliar. Realisasi tersebut sudah 97% dari target tahun ini US$ 9,95 miliar.
"Ini cukup bagus mencapai 97% dari target setahun," katanya.
(acd/eds)