Kondisi Sani kini dipersulit dengan aturan yang baru dikeluarkan Gubernur Bengkulu. Aturan itu menyebutkan bus dan kendaraan berat lainnya hanya boleh mengisi BBM di malam hari.
"Gubernur juga bukannya push Pertamina biar tambah suplai solar ini malah sekarang kami dibikin makin susah isi bensin," kata Sani.
Sani sempat membagikan beberapa video kondisi lapangan di Bengkulu kepada detikcom. Dari video itu memang terlihat beberapa bus berderet mengantre isi bensin. Bukan cuma bus, nampak truk-truk pengangkut hasil perkebunan juga ikut mengantre.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penumpang Bus Kena Dampak
Menurut Sani, bila kelangkaan ini terus terjadi penumpang akan kena dampak. Penurunan performa layanan sudah terjadi selama sebulan ini seiring dengan adanya kelangkaan solar.
Sani bilang dalam satu kesempatan, penumpang busnya sampai harus menunggu 24 jam untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu terjadi karena, bus yang mereka tumpangi mengalami masalah dan harus diganti bus yang lain.
Namun sialnya, bus yang harus menggantikan tak mendapatkan bensin. Alhasil, bus pengganti harus mengisi bensin dahulu baru bisa menggantikan bus yang bermasalah. Di tengah jalan penumpang harus menunggu sampai 24 jam.
"Pernah satu kali, ada masalah di mobil kita. Ada trouble kopling di jalan, cuma mobil yang gantinya nggak ada solar. Dia cari dulu. Akhirnya penumpang nunggu sampai 24 jam. Itu kejadiannya kayak begitu," papar Sani.
Beberapa perjalanan busnya pun menurut Sani sudah sering mengalami delay alias keterlambatan karena kelangkaan solar. Keterlambatan terjadi mulai dari 2 jam, 3 jam, 4 jam, bahkan hingga setengah hari.
"Sampai hari ini kami harus sering geser-geser jam berangkat, mobil jadi telat berangkat. Kadang bus yang mau jalan nggak dapat solar jadi kita sedot dulu mobil yang ada solarnya baru mobil bisa jalan. Kalau nggak antre solar dulu," sebut Sani.
"Jadi ada waktu nunggu dulu. Delay-nya lama itu, ada yang sampai setengah hari delay-nya," pungkasnya.
(hal/ara)