Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah hingga saat ini masih melakukan upaya untuk menahan harga BBM terutama yang bersubsidi. Meskipun konsekuensinya anggaran untuk subsidi begitu besar.
Jokowi mengungkapkan bahwa anggaran subsidi BBM saat ini mencapai Rp 502 triliun. Menurutnya tidak ada negara di dunia yang berani menggelontorkan dana subsidi sebesar itu.
Dia melanjutkan, pemerintah rela menggelontorkan dana subsidi BBM sebesar itu demi menahan laju inflasi. Sebab jika harga BBM subsidi naik akan langsung mempengaruhi harga barang-barang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama. Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil Rp 502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia," ucapnya dalam acara Silatnas dan Ultah ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Jumat (5/8/2022).
Jokowi mencontohkan di Amerika Serikat (AS) terjadi kenaikan harga BBM hingga 2 kali lipat. Kondisi itu membuat laju inflasi sangat tinggi menjadi 9,1%, padahal biasanya inflasi AS hanya 1%.
Jokowi mengandaikan hal itu terjadi di Indonesia, terlebih untuk Pertalite. Menurutnya jika Pertalite naik 2 kali lipat dari Rp 7.650 menjadi Rp 17.100 per liter bisa terjadi demonstrasi berbulan-bulan.
"Coba di negara kita bayangkan Pertalite naik dari Rp 7.650 harga sekarang kemudian jadi harga yang bener Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10% saja demonya saya ingat, demonya 3 bulan. Kalau naik sampai 100% lebih demonya akan berapa bulan?" tuturnya.
Simak juga Video: Polling detikcom: Banyak yang Setuju Pertalite untuk Motor dan Kendaraan Umum