Pemerintah memutuskan untuk memberikan subsidi energi yang besar. Hal tersebut dilakukan agar harga BBM tidak melambung tinggi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, APBN pada pertengahan tahun ini mengalami surplus Rp 106 triliun. Sehingga, kata dia, pemerintah masih mampu memberikan subsidi energi.
"Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," kata Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 2022 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu pun diperjelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan, subsidi digelontorkan agar BBM, khususnya Pertalite dan Pertamax tidak mengalami kenaikan atau bertahan di bawah harga keekonomian.
"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp 15.150/liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500/liter, demikian pula Pertalite keekonomiannya Rp 13.150/liter, ecerannya masih Rp 7.650/liter," kata Airlangga.
Kondisi ini menunjukkan jika pemerintah berupaya agar BBM tetap dijual murah. Namun demikian, belakangan juga muncul kabar jika BBM khususnya Pertalite sulit dicari. Beredar kabar jika ada SPBU kehabisan pasokan, lalu ada juga antrean panjang untuk mendapat Pertalite.
Lantas bagaimana sebenarnya ketersediaan Pertalite di lapangan? Buka halaman selanjutnya.