Uni Eropa yang mengalami krisis gas dari Rusia berebut mendapatkan panel surya untuk dipasang di rumah mereka. Hal ini terjadi saat harga energi melonjak ke tingkat rekornya.
Selama 2022 sampai Juni, terjadi lonjakan pemasangan panel surya di Jerman sebesar 22% dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini termasuk penggunaan untuk perumahan dan komersial, dari instalasi kecil di atap pribadi hingga ladang tenaga surya besar.
"Permintaan tenaga surya sudah meningkat di ekonomi terbesar Eropa karena harga energi melonjak," kata Direktur Pelaksana Asosiasi Tenaga Surya Jerman, David Wedepohl dikutip dari CNN, Kamis (25/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini konsumen menghadapi tagihan listrik yang semakin tinggi. Sejak menginvasi Ukraina enam bulan lalu, Rusia mengurangi pasokan gasnya ke Jerman dan negara-negara Uni Eropa lainnya.
Minggu lalu Rusia kembali mengumumkan menghentikan pasokan gasnya dari pipa Nord Stream 1 untuk pemeliharaan. Dampaknya membuat harga gas alam mencapai ke rekor tertinggi.
Pejabat Jerman telah menyerukan agar konsumen menghemat energi. Beberapa kota telah bereaksi dengan menarik kembali kebutuhan dasar seperti lampu, pancuran, dan pemanas.
CEO Smartflower Jim Gordon mengatakan gejolak geopolitik telah mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke solar. Perusahaan ini menyediakan perangkat tenaga surya berbentuk bunga matahari untuk universitas, perusahaan dan rumah.
"Bisnis kami sedang booming karena ada badai sempurna dari unsur-unsur konvergen yang benar-benar mengangkat energi matahari," kata Gordon.
(aid/zlf)