Menteri ESDM Ungkap Harga Asli Pertalite, Beda Lagi dengan Sri Mulyani cs

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2022 15:51 WIB
Menteri ESDM. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Harga bahan bakar minyak (BBM) diisukan naik dalam waktu dekat. Bahkan dikabarkan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menaikkan harga BBM minggu depan.

Belum diketahui berapa angka kenaikan harga BBM. Namun, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan harga keekonomian Pertalite, Solar, dan Pertamax

"Harga keekonomian Pertalite Rp 17.200/liter, kalau Solar Rp 17.600/ liter yang CN 48. Pertamax Rp 19.900/liter," kata Arifin saat dijumpai di Kantornya di Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2022).

Berdasarkan data tersebut, subsidi untuk Solar adalah yang terbesar, yaitu Rp 12.450. Menurutnya harga keekonomian ini dihitung berdasarkan data Kementerian ESDM.

Pernyataan Arifin berbeda dengan beberapa petinggi Negara. Sebelumnya Jokowi pernah mengatakan harga Pertalite seharusnya mencapai Rp 17.100 per liter. Namun, pemerintah memutuskan untuk tetap menahan harga Pertalite di Rp 7.650/liter.

Berbeda lagi dengan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa harga Pertalite harusnya Rp 13.150/liter berdasarkan harga keekonomiannya. Tetapi Pertalite masih dijual jauh di bawah harga tersebut.

"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp 15.150/liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500/liter. Demikian pula Pertalite keekonomiannya Rp 13.150/liter, ecerannya masih Rp 7.650/liter," kata Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (16/8/2022) lalu.

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap berapa besaran harga Solar dan Pertalite yang bersubsidi jika mengikuti harga keekonomian. Penghitungan awal pemerintah dengan asumsi harga patokan minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) US$ 100.

Sri Mulyani bilang saat ini harga solar ditetapkan Rp 5.150 per liter, padahal jika mengikuti keekonomian, maka harga solar sebenarnya Rp 13.950/liter.

"Harga solar (subsidi) tetap Rp 5.150/liter padahal kalau harganya menggunakan ICP US$ 100 dengan nilai tukar Rp 14.450 harga keekonomian solar harusnya di Rp 13.950. Jadi bedanya antara harga sebenarnya di luar harga berlaku di kita itu Rp 8.300 per liter," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8/2022).



Simak Video "Video: Sejoli Ini Modif Tangki Sedan Jadi 100 Liter Demi Dapat BBM Subsidi"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork