Rincian Harga Asli Pertalite Versi Jokowi, Sri Mulyani, Hingga Airlangga

Rincian Harga Asli Pertalite Versi Jokowi, Sri Mulyani, Hingga Airlangga

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 27 Agu 2022 10:00 WIB
Motorists queue along a street to buy fuel from Lanka IOC fuel station in Colombo on May 24, 2022. - Cash-strapped Sri Lanka sharply hiked fuel prices to a record high on May 24, causing further pain to the countrys 22 million people in its worst crisis since independence. (Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP) (Photo by ISHARA S. KODIKARA/AFP via Getty Images)
Foto: Ishara S. Kodikara/AFP via Getty Images
Jakarta -

Pemerintah memberikan subsidi Rp 502 triliun untuk menahan harga energi. Salah satu komoditas energi yang ditahan adalah Pertalite., Solar hingga Pertamax.

Tanpa dibantu subsidi, harga Pertalite, Solar dan Pertamax jauh lebih tinggi. Terkait hal ini Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan harga keekonomian Pertalite, Solar, dan Pertamax.

"Harga keekonomian Pertalite Rp 17.200/liter, kalau Solar Rp 17.600/ liter yang CN 48. Pertamax Rp 19.900/liter," kata Arifin saat dijumpai di Kantornya di Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data tersebut, subsidi untuk Solar adalah yang terbesar, yaitu Rp 12.450. Menurutnya harga keekonomian ini dihitung berdasarkan data Kementerian ESDM.

Pernyataan Arifin berbeda dengan beberapa petinggi Negara. Sebelumnya Jokowi pernah mengatakan harga Pertalite seharusnya mencapai Rp 17.100 per liter. Namun, pemerintah memutuskan untuk tetap menahan harga Pertalite di Rp 7.650/liter.

ADVERTISEMENT

Berbeda lagi dengan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa harga Pertalite harusnya Rp 13.150/liter berdasarkan harga keekonomiannya. Tetapi Pertalite masih dijual jauh di bawah harga tersebut.

"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp 15.150/liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500/liter. Demikian pula Pertalite keekonomiannya Rp 13.150/liter, ecerannya masih Rp 7.650/liter," kata Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (16/8/2022) lalu.

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap berapa besaran harga Solar dan Pertalite yang bersubsidi jika mengikuti harga keekonomian. Penghitungan awal pemerintah dengan asumsi harga patokan minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) US$ 100.

Sri Mulyani bilang saat ini harga solar ditetapkan Rp 5.150 per liter, padahal jika mengikuti keekonomian, maka harga solar sebenarnya Rp 13.950/liter.

Kemudian, untuk BBM jenis pertalite juga demikian. Sri Mulyani bilang saat ini Pertalite dijual di SPBU dengan harga Rp 7.650/liter, jika mengikuti harga keekonomian seharusnya harganya Rp 14.450/liter.

"Perbedaan Rp 6.800 itu yg harus kita bayar ke Pertamina. Itulah yg disebut subsidi dan kompensasi," jelasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads