Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan soal rincian naiknya subsidi dan kompensasi untuk bahan bakar minyak (BBM) menjadi Rp 502,4 triliun. Sri Mulyani menyebut kenaikan itu adalah angka yang melonjak dan meledak dari tahun sebelum-sebelumnya.
"Hitung-hitungan ini menggambarkan bagaimana perubahan kenaikan subsidi dari tahun 2018 hingga 2022 yang melonjak. Kompensasi meledak, kalau subsidi melonjak karena bicara Rp 130-140 triliun menjadi Rp 208 triliun atau naik Rp 79,9 triliun (kompensasi) dari 2021 Rp 47 triliun, ini hanya Rp 18 triliun, ini meledak menjadi Rp 293,5 triliun," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Banggar DPR RI, di Gedung DPR, Selasa (30/8/2022).
Sri Mulyani juga lagi-lagi mengungkap kuota BBM saat ini juga akan habis pada Oktober 2022. Tidak hanya kuota yang akan meningkat, subsidi BBM juga disebut berpotensi naik di atas Rp 698 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Subsidi energi akan mencapai Rp 502,4 penambahan lokasi subsidi dan kompensasi telah disetujui badan anggaran bulan Juli yang lalu, suatu kenaikan sangat dramatis. Bandingkan subsidi kompensasi 3 tahun tahun ini, semuanya di bawah Rp 200 triliun," jelasnya.
"Bahkan kemungkinan akan melonjak di atas Rp 698 triliun kenaikan sungguh sangat dramatis," tambahnya.
Dengan kenaikan saat ini dan potensi ke depan, menurut Sri Mulyani kerja APBN telah terguncang akibat naiknya subsidi BBM saat ini. Sri Mulyani bilang kenaikan subsidi tahun ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Saya ingin menyampaikan kepada seluruh pimpinan Badan Anggaran betapa APBN menjadi shock absorber terhadap guncagan akibat harga subsidi yang terjadi tahun ini lebih dari 3 kali lipat subsidi kompensasi kita alokasikan untuk agar daya beli masyarakat terus terjaga ini sungguh luar biasa," tutupnya.
(ada/das)