Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta semua pihak waspada karena adanya sentimen negatif dari situasi global yang bisa berdampak ke Tanah Air. Situasi ini disebut sebagai awan tebal dan gelap yang mengancam perekonomian Indonesia.
Sentimen negatif yang disampaikan Sri Mulyani mulai dari inflasi, kenaikan suku bunga, pengetatan likuiditas, hingga pelemahan ekonomi di negara maju. Tak ketinggalan ketegangan geopolitik yang mulai melanda perekonomian di Eropa, Amerika Serikat (AS), hingga China juga jadi ancaman.
"Kinerja pertumbuhan ekonomi dan inflasi ini memberikan landasan optimisme, namun kita harus jaga kewaspadaan tinggi karena awan tebal dan gelap," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Sri Mulyani, beberapa pihak juga menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia dihadapi tantangan berat. Sri Mulyani menyebut, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pernah ke Istana Bogor pada Juli 2022 untuk berbicara kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait bahaya krisis global.
Saat itu Kristalina menyampaikan kepada Jokowi bahwa saat ini dunia menghadapi ancaman yang cukup mengerikan, yakni krisis pangan dan energi. Penyebab utamanya karena perang Rusia dan Ukraina.
"Pertama tentu dengan adanya perang yang masih berjalan menimbulkan kenaikan harga komoditas seperti pangan dan energi. Ini menyebabkan inflasi di banyak negara meningkat secara tinggi sehingga ini menjadi ancaman yang sangat nyata bagi banyak negara yang sekarang menghadapi krisis pangan dan krisis energi," tutur Sri Mulyani dilansir dari akun YouTube Sekretariat Presiden.
IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,3%. Ini merupakan pemangkasan kedua kalinya sejak awal tahun setelah perkiraan April juga sudah direvisi ke bawah 0,2 poin presentasi.
Revisi ke bawah pada pertumbuhan Indonesia tersebut seiring perlambatan ekonomi dunia tahun ini. IMF memangkas prospek pertumbuhan dunia tahun ini dari 3,6% menjadi 3,2% dan akan melambat menjadi 2,9% pada tahun depan.
Jokowi Sudah Wanti-wanti
Meski pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 semakin membaik, Jokowi sudah berkali-kali meminta waspadai ancaman krisis global. Kondisi ini dipicu dari gejolak geopolitik dunia.
"Saya tegaskan kembali bahwa kita harus selalu waspada, hati-hati, dan siaga. Krisis demi krisis masih menghantui dunia. Geopolitik dunia mengancam keamanan kawasan," ucap Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR, di kawasan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan agar tidak terlena dengan situasi pemulihan yang ada saat ini. Dia menginginkan semua pihak agar tetap waspada.
"Kita harus selalu 'Eling lan Waspodo', harus ingat dan waspada. Kita harus selalu cermat dalam bertindak. Kita harus selalu hati-hati dalam melangkah," ucapnya.
(aid/zlf)