Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau kesiapan Green Energy Station (GES) milik Pertamina di Bali. Arifin mendukung kesiapan Pertamina untuk mengawali langkah menuju transisi energi baru terbarukan (EBT).
Arifin dan Nicke meninjau lokasi SPBU 5180130 Denpasar, Bali, Selasa (30/8). Dalam kunjungannya, Arifin mendapatkan penjelasan soal GES Pertamina oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso. Selanjutnya, Arifin dan rombongan meninjau Charging Station (SPKLU) dan Battery Swapping Station (SPBKLU) untuk mendukung pengoperasian kendaraan listrik.
"Ini akan menuju ke energi baru terbarukan karena kan memang hulunya ini kita masih memakai (energi) fosil yang dulu sudah di program panjang, tapi ini akan berangsur transisi menuju energi bersih energi baru terbarukan. Ini evolusi kendaraan bermotor, tadinya berbakar jadi listrik, bersih lingkungan, dan hemat," kata Arifin dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022).
Ia menambahkan sudah saatnya Indonesia mulai menjalani transisi energi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Terlebih, kata Arifin, Pertamina sudah menyiapkan GES untuk mendukung arah kebijakan transisi energi itu.
"Pertamina harus antisipasi tantangan usaha jangka panjang melihat sumber yang ada di kita sumber migas makin turun. Alternatifnya apa yang harus dipakai? Nah, sudah ada jawabannya untuk bisa mengganti minyak dengan listrik. Ini akan bertahap," tutur Arifin.
Sementara itu, Nicke mengatakan hingga kini Pertamina telah memiliki 238 GES yang telah terpasang panel surya, 6 unit charging station untuk pengisian mobil listrik, dan 14 unit battery swapping station untuk penukaran baterai motor listrik. Pertamina juga menargetkan nantinya semua outlet baik sisi hilir maupun hulu akan ditingkatkan dari energi baru terbarukan.
"Untuk sumbernya, kita punya target energy mix. Untuk ekosistem EV (electric vehicle) Pertamina masuk di hilir dulu kita mulai roda dua. Kita pahami pasar roda dua agak sulit baterai cas di rumah, jadi konsepnya kita jual baterai swap berikan kemudahan bagi kendaraan motor," papar Nicke.
"Untuk sisi hulu, Pertamina kerja sama dengan BUMN Inalum, PLN membangun Indonesia Battery Corporation (IBC) melakukan investasi pengembangan pembuatan baterai mulai dari hulu hingga hilir," imbuh Nicke.
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso menyampaikan perluasan penyediaan infrastruktur hilir khususnya di Bali merupakan bagian komitmen Pertamina untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, yakni charging Station (SPKLU) dan battery swapping station (SPBKLU) untuk mendukung kendaraan listrik yang saat ini terus meluas penggunaannya.
"Bali terkenal dengan kepeduliannya terhadap lingkungan, bagaimana kehidupan harus seimbang. Dulu Program Langit Biru Pertamina yang bertujuan untuk mengurangi emisi juga hadir pertama kali di Bali. Tingkat kepedulian yang tinggi dan makin maraknya kendaraan listrik di Bali kami ambil sebagai kesempatan untuk turut berkontribusi mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Bali," ungkap Harsono.
Untuk di Bali, Harsono menjabarkan pada tahun 2022 ini Pertamina berencana mengembangkan 58 GES, dengan enam di antaranya akan dilengkapi dengan enan unit battery swapping station. Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga turut mengembangkan unit charging station untuk pengisian bus listrik.
"Perluasan ini mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mempercepat elektrifikasi di sektor transportasi serta komitmen untuk menjalankan aspek Environmental, Social, & Governance (ESG) mengenai penyediaan energi yang lebih bersih. Selain itu, pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini juga sebagai dukungan agenda G20 mendatang, di mana sebagian besar kendaraan yang digunakan adalah kendaraan listrik yang ramah lingkungan," ujar Harsono.
Simak Video "Ini Arti Kode Angka 31, 33, dan 34 di SPBU Pertamina"
[Gambas:Video 20detik]
(ncm/ega)