Pertamina Kembangkan PLTB di Lepas Pantai Bali

Pertamina Kembangkan PLTB di Lepas Pantai Bali

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Jumat, 02 Sep 2022 19:39 WIB
Pertamina
Foto: dok. Pertamina
Jakarta -

Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Pondera Development BV (Pondera) bekerja sama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai yang terintegrasi fasilitas produksi hidrogen hijau, di Nusa Dua, Bali.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dan Vice Chairman Pondera Group Eric Arends, pada Selasa (30/8). Adapun kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani kedua pihak pada 21 April 2022.

"Mengawal transisi energi bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kolaborasi terutama dengan mitra kerja sama yang telah berpengalaman. Melalui kolaborasi ini diharapkan adanya transfer teknologi, di samping commercial benefit bagi kedua pihak," ungkap Dannif dalam keterangan tertulis, Jumat (2/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal ini, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menilai kerja sama ini merupakan upaya perusahaan dalam menggenjot potensi energi terbarukan di Indonesia. Salah satunya melalui potensi energi angin yang saat ini masih belum dikembangkan.

"Kolaborasi Pertamina NRE dengan Pondera ini sangat strategis karena tidak hanya memberikan nilai bagi Pertamina NRE ataupun Pondera, melainkan juga untuk Indonesia untuk menggali potensi energi angin yang belum cukup terutilisasi. Tidak hanya itu, dari project PLTB ini juga akan dikaji pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau. Artinya, project ini memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia," paparnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, sebagai konsultan dan pengembang energi terbarukan global, Eric mengatakan Pondera telah berpengalaman dalam mengembangkan proyek energi angin di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore) di Eropa dan di Asia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan pengalaman ini meliputi pengukuran angin, studi kelayakan, permodelan angin, teknik PLTB, dan manajemen konstruksi. Hingga saat ini, Pondera telah menangani proyek energi angin lebih dari 12 GW di berbagai negara.

"Indonesia mempunyai target yang ambisius untuk pengembangan energi terbarukan, dan kami menyadari peran kunci Pertamina dalam mencapai target tersebut. Untuk mencapai target tersebut, seluruh sumber energi terbarukan harus dimanfaatkan, termasuk energi angin di darat dan di lepas pantai yang menjanjikan. Mengembangkan ladang angin lepas pantai dalam skala besar dengan hidrogen hijau sebagai pembawa energi memerlukan studi yang cermat dan komprehensif tentang kelayakan ekonominya, dengan mempertimbangkan kondisi setempat. Kami merasa senang dan menantikan kerja sama dengan Pertamina NRE dalam proyek ini," kata Eric.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif yang juga turut menyaksikan penandatangan kerja sama ini, mengaku senang dengan adanya kemitraan dan kolaborasi yang terbentuk di bawah pertemuan internasional B20. Pasalnya, tantangan dengan penerapan teknologi rendah karbon perlu ditangani bersama antara negara maju dan negara berkembang.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki potensi energi angin yang cukup besar. Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), terdapat beberapa lokasi di Indonesia yang berpotensi untuk pengembangan PLTB. Lokasi ini meliputi, di pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT, yang memiliki kecepatan angin rata-rata 8 m/s terjadi pada periode Juni, Juli, dan Agustus.

Saat ini, terdapat 2 PLTB yang telah beroperasi di Indonesia. Keduanya berada di Sulawesi Selatan, yakni di Sidenreng Rappang (Sidrap) sebesar 75 MW dan di Jeneponto sebesar 60 MW.

Berdasarkan Bauran Energi Nasional (BEN), PLTB ditargetkan mencapai 255 MW pada tahun 2025. Dengan inisiatif kerja sama strategis ini, Pertamina NRE berupaya untuk mengimplementasikan aspek environmental, social, and governance (ESG) dalam aktivitas bisnisnya serta mendukung penuh pencapaian target nasional net zero emission tahun 2060.

(prf/ega)

Hide Ads