Pengamat isu-isu strategis Prof. Imron Cotan mengungkapkan penyesuaian harga BBM subsidi yang akan dilakukan oleh pemerintah merupakan sebuah momentum terbaik untuk mengalihkan APBN sekaligus memaksimalkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Menurutnya, efisiensi APBN harus benar-benar dilakukan dengan baik dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan EBT.
Imron mengungkapkan saat ini ada sekitar 20% APBN yang terkunci untuk pembelian subsidi yang tidak sehat karena tak tepat sasaran.
"Kurang lebih 20% dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi, dan itu tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan salah satu upaya efisiensi APBN adalah melalui penyesuaian harga BBM dan difokuskan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan saja. Oleh karena itu, harus segera dilakukan penajaman subsidi agar APBN tidak tertekan.
Bila tidak segera dilakukan, sambung Imron, kecukupan anggaran pemerintah akan habis di bulan September ini.
"Ini penajaman penggunaan subsidi sehingga APBN kita tidak tertekan, yang mana sekarang ada Rp 502 triliun, sudah disisihkan dan September ini akan habis. Kalau diteruskan di September, kita harus nambah lagi Rp 198 triliun," jelasnya.
Ia menambahkan penggunaan minyak dengan berbahan fosil juga memiliki banyak dampak buruk. Imron menerangkan grafik harga minyak dunia terus mengalami peningkatan sejak 50 tahun terakhir. Sementara, keberadaan akan energi berbahan fosil sangatlah terbatas, dan jika terus menerus dieksploitasi berpotensi menghasilkan karbondioksida yang meracuni.
Imron memaparkan Pemerintah RI memiliki target untuk melakukan 30% reduksi emisi karbon demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Namun, hal tersebut akan sulit dicapai apabila APBN terus terkunci hanya untuk memberikan subsidi BBM.
"Oleh karena itu momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkannya dengan energi terbarukan, menuju pada secara total menggunakan energi baru dan terbarukan," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT melimpah sehingga memang sudah saatnya efisiensi APBN dilakukan dengan memberlakukan penyesuaian harga BBM.
"Indonesia bisa sekali, karena tenaga listrik, air ada, surya melimpah sepanjang tahun, kita manfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan SDM juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah. Namun selama ini tidak dimanfaatkan karena terbuai dengan subsidi," ungkapnya.
Selain itu, Imron menyampaikan upaya penyesuaian harga BBM bersubsidi juga dilakukan guna menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, rakyat harus memberikan apresiasi dan mendukung kebijakan tersebut sepenuhnya.
"Jadi mari kita tunjukkan kesatuan dan persatuan bangsa karena tujuan dari pemerintah itu menghadirkan keadilan di tengah-tengah masyarakat, subsidi itu tidak lagi semata-mata pada komoditas, tapi kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka kita harusnya mengapresiasi daripada harus melawan kebijakan tersebut," pungkasnya.
Simak Video 'Jokowi Ungkap Alasan Menaikkan Harga BBM Bersubsidi':