Serba Salah Tarif Angkot Kala BBM Naik, Sopir: Bisa Makin Sepi!

Serba Salah Tarif Angkot Kala BBM Naik, Sopir: Bisa Makin Sepi!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 04 Sep 2022 18:31 WIB
Tempat duduk pria dan wanita di angkot batal dipisah. Sebagai gantinya Pemprov DKI Jakarta siapkan sejumlah langkah untuk cegah pelecehan seksual di angkot.
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Harga BBM naik bikin tarif angkot juga ikut naik. Setidaknya di beberapa rute, ongkos naik angkot naik Rp 2.000. Para sopir angkot menyebut kenaikan tarif memang tak terelakkan di tengah kenaikan harga BBM.

Meski begitu, menaikkan tarif sebetulnya tak selalu jadi jalan keluar naiknya harga BBM. Menurut Agung, salah satu sopir angkot 06 rute Parung-Bogor, tarif yang naik sebetulnya bisa bikin penumpang angkot makin sepi.

"Sebenarnya takut juga kita sih naikin ongkos. Sewa (penumpang) bisa makin sepi, takutnya mereka milih naik motor sendiri, kalau nggak naik ojek," ungkap Agung kala diajak berbincang detikcom di Pasar Parung, Kabupaten Bogor, Minggu (4/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita aja udah makin sepi, kalau ditinggal lagi begini ya abis penumpangnya," sebutnya.

Katanya, bila ongkos naik angkot tak naik, yang ada dirinya harus nombok untuk uang setoran. Masalahnya, setorannya pun ikut naik, dari Rp 80.000 per hari, jadi Rp 100.000 per hari.

ADVERTISEMENT

"Kalau nggak naik, nombok yang ada kita buat setoran," kata Agung.

Dia bilang modal satu ritase butuh 4-5 liter bensin Pertalite. Artinya, dengan harga Pertalite yang naik, satu ritase modalnya bisa mencapai Rp 50.000. Sehari, dia bisa melakukan 3-4 ritase perjalanan, dengan begitu per harinya dia butuh modal Rp 150.000-200.000.

Sementara itu, Yatno sopir angkot 106 Parung-Lebak Bulus menceritakan beberapa waktu lalu sempat ada kabar berembus bila angkutan umum macam angkot bisa terbebas dari kenaikan harga BBM. Syaratnya dengan mendaftar lewat aplikasi dan melengkapi surat-surat mobil.

Namun, nyatanya saat BBM benar-benar naik Yatno tak menemukan hal tersebut diterapkan. Padahal bila benar-benar diterapkan hal itu akan menjadi angin segar baginya. Tarif pun tak mesti naik.

"Kemarin kabarnya kita nggak kena kalau BBM naik, tetap Rp 7.500-an. Eh tapi kemarin saya isi bensin kena juga Rp 10.000 seliter. Harapan palsu ternyata," kata Yatno.

"Kalau beneran kayak begitu kan lumayan, ongkos angkot juga kagak naik," sebutnya.

(hal/dna)

Hide Ads