Ada Lho Presiden RI yang Nggak Pernah Naikin Harga BBM

Ada Lho Presiden RI yang Nggak Pernah Naikin Harga BBM

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 04 Sep 2022 18:15 WIB
Infografis rincian harga Pertalite, Pertamax naik
Foto: Infografis detikcom/Ahmad Fauzan Kamil

2. Masa Presiden Soeharto

Masuk ke masa Orde Baru Presiden Soeharto, penyesuaian harga tercatat sebanyak 21 kali. Meski demikian, penyesuaian tak dilakukan secara serentak untuk semua jenis BBM subsidi.

Namun yang jelas perbedaan harga BBM subsidi selama 32 tahun masa orde baru sangat kentara apabila dilihat dari awal dan akhir masa jabatan Soeharto. Pada tahun 1967, harga Premium masih dibanderol Rp 4/liter. Kemudian, di penghujung masa jabatannya tahun 1998, harga Premium menjadi Rp 1.000/liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikutnya, harga minyak tanah dari Rp 1,8/liter pada tahun 1967 berubah menjadi Rp 280/liter pada tahun 1998. Sementara, solar dari Rp 3,5/liter pada tahun 1967 menjadi Rp 550/liter pada tahun 1998.

Kenaikan harga BBM terjadi dalam kurun waktu yang sangat variatif, kadang 1 tahu sekali, 3 tahun sekali, hingga paling lama BBM tidak naik selama 5 tahun di zaman orde baru.

ADVERTISEMENT

Paling tinggi BBM pada masa order baru dipatok di tahun 1998, kala itu harga BBM Premium melonjak ke level Rp 1.200/liter. Padahal sejak tahun 1993 Premium tidak pernah mengalami kenaikan.

Di tahun 1993 Premium dipatok di harga Rp 700/liter, di tahun 1998 tepatnya tanggal 5 Mei 1998 tiba-tiba terjadi kenaikan harga Rp 500 untuk harga Premium. Namun tak bertahan lama, BBM Premium kembali turun jadi Rp 1.000/liter di tanggal 16 Mei 2022.

3. Masa Presiden Habibie

Presiden selanjutnya BJ Habibie tak melakukan penyesuaian harga BBM selama menjabat. Harga BBM dari Mei 1998 hingga Oktober 1999 sama dengan harga BBM di masa akhir Presiden Soeharto. Premium di harga Rp 1.000/liter, minyak tanah Rp 280/liter, dan solar Rp 550/liter.

4. Presiden Gus Dur

Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur melakukan empat kali penyesuaian harga BBM di dua tahun masa pemerintahannya. Sama dengan era Soeharto, penyesuaian ini tidak dilakukan secara serentak untuk semua jenis.

Di Oktober 2000, harga Premium yakni Rp 1.150/liter, minyak tanah Rp 350/liter dan solar Rp 600/liter. Kemudian, di tahun 2001 harga Premium Rp 1.450/liter, minyak tanah Rp 1.289/liter dan solar Rp 1.250/liter.

Penyesuaian tak melulu kenaikan harga, Gus Dur pernah juga melakukan penurunan harga. Tepatnya di 16 Juni 2001 kala minyak tanah diturunkan dari harga Rp 1.275/liter menjadi Rp 400/liter dan solar dari harga Rp 1.285/liter menjadi Rp 900/liter.

Namun itu pun tak bertahan lama, pasalnya di 1 Juli dua komoditas tadi kembali dinaikkan harganya. Minyak tanah naik jadi Rp 1.289/liter dan solar menjadi Rp 1.250/liter.

Bagaimana dengan Megawati, SBY dan Jokowi? Buka halaman selanjutnya.


Hide Ads