Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Solar, Pertalite, dan Pertamax. Dampak dari itu, harga-harga barang dan jasa atau inflasi tentu juga akan meningkat.
Kementerian Keuangan mengatakan kenaikan inflasi akibat meningkatnya harga BBM bisa melonjak 1,9% sampai akhir tahun ini. Meski begitu, Kemenkeu mengaku tetap akan menjaga tetap di bawah 7%.
"Kita sudah hitung naiknya 1,9% dari BBM ke inflasi. Kisarannya 6,6%-6,8% (tahun ini)," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ingat kita sudah berhasil melakukan supply bahan makanan dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP & TPID), sehingga kita jaga inflasinya tidak terlalu tinggi," tambahnya.
Saat ini untuk mengendalikan inflasi, pemerintah juga mengajak pemerintah daerah untuk berupaya dalam menekan inflasi di masing-masing daerah. Walaupun sebelumnya inflasi dari Juli disebut Febrio mengalami peningkatan, kemudian pada Agustus turun.
"Juli kan tinggi ya di 4,9% ya. Nah tapi kemudian setelah Juli 4,9%, pemerintah ini gerak cepat. Nah sekarang di Agustus kan inflasi kita 4,69%," tambahnya.
"Tapi kita ingin lebih kuat lagi dan ingin supaya tim pengendali ini tetap bekerja dengan sangat efektif makanya gubernur-gubernur diajak ngobrol, bupati bupati diajak ngobrol. Nah ini yang kita harapkan kerja sama dari semua pihak," lanjutnya.
Meski begitu, Febrio meyakini untuk pertumbuhan ekonomi diharap masih dijaga pada level 5,2%. "Pertumbuhan ekonomi kita masih jaga di 5,2%," tutupnya.
Simak video 'Modus BBM Oplosan di Jateng Sulap Pertalite Jadi Pertamax Palsu':