Kalau Pertalite Nggak Naik, Anggaran Subsidi BBM Bengkak Jadi Rp 689 T

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 05 Sep 2022 16:28 WIB
Foto: Pertamina
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu kemarin resmi mengumumkan kenaikan harga BBM. Harga Solar naik menjadi Rp 6.800/liter, Pertalite Rp 10.000/liter dan Pertamax Rp 14.500/liter.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan alasan utama dari keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan berkompensasi. Salah satunya karena anggaran subsidi energi dan kompensasi membengkak.

Dia menjelaskan, dalam APBN 2022 alokasi subsidi energi dan kompensasi sebesar Rp 152,5 triliun. Namun angka itu kemudian bengkak menjadi Rp 502,4 triliun karena kenaikan harga minyak dunia serta kurs dolar yang meningkat.

"Dalam APBN 2022 sesungguhnya telah dialokasikan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp 152 triliun. Namun beberapa bulan lalu dengan terjadinya peningkatan harga minyak dunia juga terjadi perubahan kurs, maka kita mengestimasi kebutuhan 2022 adalah Rp 502,4 triliun. Kebutuhan ini naik 3 kali lipat dari perhitungan awal Rp 152,5 triliun," terangnya dalam Rakor TPID yang disiarkan oleh akun Youtube Kemendagri RI, Senin (5/9/2022).

Namun angka subsidi energi dan kompensasi itu ternyata diperkirakan akan kembali meningkat. Menurut Suahasil perhitungan pemerintah anggaran subsidi energi dan kompensasi bisa naik menjadi Rp 698 triliun.

Penyebabnya masih sama, yakni harga minyak dunia yang kembali naik dan kurs dolar AS yang mencapai Rp 14.750. Selain itu pemulihan ekonomi juga menjadi alasan perhitungan anggaran subsidi energi dan kompensasi itu meningkat.

"Jadi kalau pemulihan ekonominya berjalan konsumsi energi pasti meningkat. Maka kita memperkirakan akan terjadi peningkatan kebutuhan subsidi bukan di Rp 502,4 triliun tapi angkanya Rp 698 triliun," tegasnya.



Simak Video "Video: Harga BBM Berubah, Simak Daftar Jenis dan Harganya"

(das/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork