Hari ini 1.500-2.000 massa aksi memadati Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Mereka menyuarakan beberapa tuntutan menyangkut keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai tidak tepat.
"Saya termasuk orang yang percaya bahwa Presiden Jokowi kalau rakyat bergerak, dia akan mendengar," ucap Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal di depan gedung DPR, Selasa (6/9/2022).
"Kita harus yakinkan Presiden Jokowi bahwa keputusan beliau tidak tepat dan menyengsarakan rakyat. Jurnalis, netizen, gunakan kekuatan jari-jari untuk kita lawan," tambahnya.
Massa aksi menyampaikan tiga tuntutan terhadap pemerintah. Yang pertama perkara kenaikan harga BBM. "Ada tiga isu yang diangkat, yang pertama tolak kenaikan harga BBM," kata Said.
Tuntutan kedua yang disuarakan ialah menolak pembahasan lebih lanjut mengenai Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Kemudian yang terakhir, meminta upah minimum ditingkatkan sebanyak 10-13% pada 2023.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, massa aksi terus bertambah dan memadati pintu depan gedung DPR RI. Lalu lintas kendaraan dialihkan melalui jalur khusus TransJakarta.
Meski masa aksi melayangkan tiga tuntutan, namun yang paling digarisbawahi dari pergerakan ini adalah kenaikan harga BBM yang dianggap akan berimbas ke berbagai sektor terutama pangan dan menyengsarakan rak
"Salah siapa? Salah wakil rakyat yang menyengsarakan rakyat. Demi APBN, bukan menyelamatkan rakyat," teriak Sekjen KSPI, Ferry Nurzali dengan lantang.
Para masa aksi yang hadir datang dari komunitas buruh dari berbagai penjuru Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Seluruh masa aksi ini diorganisir oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Simak Video: Demo Tolak Kenaikan BBM, Massa Mulai Berkumpul di Kawasan Patung Kuda
