PT PLN (Persero) menyerahkan sertifikat energi baru terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung penggunaan listrik ramah lingkungan di lima Istana Kepresidenan, yaitu Istana Merdeka Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Cipanas, dan Tampaksiring. Penyerahan REC ini juga menjadi tanda untuk Sekretariat Presiden (Setpres) sebagai lembaga pemerintah pertama yang memanfaatkan REC PLN.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan hal ini menjadi bukti nyata dari PLN dan Setpres yang telah bergerak mewujudkan transisi energi bersih, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Istana negara menjadi salah satu garda depan untuk menjadi bagian dalam perubahan iklim. Ini contoh yang luar biasa, sehingga harapannya langkah Istana ini bisa diikuti lembaga lain," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).
Ia menjelaskan dengan REC, artinya Istana Kepresidenan saat ini dialiri listrik berbasis energi bersih. Hal ini adalah bentuk dari komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission di 2060.
Lebih lanjut, Darmawan juga mengatakan sumber energi bersih yang digunakan dalam REC di lima Istana Kepresidenan berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berkapasitas pembangkit 140 megawatt (MW). Selain itu, PLTP Lahendong dengan 80 MW, dan PLTA Bakaru 130 MW juga menjadi sumber energi bersih. Jumlah total produksi listrik untuk lima Istana Kepresidenan ini berkisar 2,5 juta MWh per tahun atau setara dengan 2,5 juta unit REC.
Sementara itu, kerja sama REC untuk lima Istana Kepresidenan hanya berkapasitas sekitar 12.800 MWh per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 24.360 unit REC selama dua tahun. Hal itu berarti, masih banyak potensi REC yang bisa ditawarkan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak.
Darmawan pun berharap kerjasama ini bisa menjadi contoh baik untuk seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia agar memanfaatkan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan.
"Kesuksesan transisi energi bukan hanya ditentukan PLN saja. Tetapi dukungan oleh seluruh kekuatan dalam negeri, termasuk yang sudah didorong oleh Pak Kasetpres di sini melalui pemanfaatan produk kelistrikan berbasis EBT," harapnya. .
Saat ini tercatat, PLN telah menyediakan REC untuk listrik setara 620.378 megawatt hour (MWh) hingga Juli 2022. Angka ini naik dari realisasi akhir 2021 yang mencapai 308.201 MWh. Diketahui juga, REC telah dimanfaatkan oleh 186 pelanggan industri dan bisnis.
REC merupakan instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik yang diproduksi oleh pembangkit energi terbarukan. Satu unit REC merepresentasikan satu MWh.
"Dulu perusahaan-perusahaan mesti beli sertifikat REC ke luar negeri. Untuk itu kami membangun produk REC dalam negeri namun tetap diakui oleh internasional," jelas Darmawan.
REC yang disediakan PLN membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, USA. Dengan demikian, setiap REC dapat dipertanggungjawabkan, berkualitas tinggi, dan memenuhi standar internasional.
(akn/hns)