BUMN dalam waktu dekat bakal melakukan jual beli kredit karbon. Hal ini diungkapkan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury sebagai hasil dari SOE International Conference di Bali.
Pahala menjelaskan pihaknya sudah melakukan perjanjian bisnis letter of intent. Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai uji coba perdagangan karbon di Indonesia.
"Kita juga akan mulai voluntary carbon credit trading. Seperti diketahui masing masing BUMN yang hasilkan carbon credit saat ini kita melakukan voluntary trading, baru uji coba. Kita sudah menandatangani letter of intern," ungkap Pahala dalam agenda yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memulai akan mengekspor antara BUMN satu dan lainnya, misalnya Perhutani bisa dibeli oleh BUMN lainnya atau anak usaha BUMN yg butuh karbon kredit untuk target penurunan emisi yang ada," lanjutnya.
Dia menjelaskan Kementerian BUMN akan membuat surat edaran khusus soal perdagangan karbon ini. Semua perusahaan pelat merah diminta melakukan perhitungan emisi, rencana penurunan emisi, dan membuat perhitungan karbon kredit.
Kemudian, BUMN juga akan diminta membuat perencanaan untuk penurunan emisi, salah satunya bisa dilakukan dengan jual beli karbon kredit.
"Rencananya kita menyusun surat edaran, di situ kita sampaikan agar BUMN saling melakukan perhitungan emisi, buat rencana penurunan emisi, dan membuat carbon accounting. Berapa karbon yang dihasilkan, bagaimana penurunannya. Dari situ bisa dilihat apakah penurunan emisi tercapai atau tidak," kata Pahala.
Pahala bilang dengan adanya uji coba perdagangan karbon ini diharapkan saat aturan resmi perdagangan karbon di tingkat pemerintah diluncurkan, BUMN sudah siap.
"Jadi kita mau siapkan, jadi waktu sudah ada aturan yang mendasarinya kita sudah bisa mendapatkan bayangan dasarnya. Karena bangun infrastruktur dan perhitungan karbon itu susah," ungkap Pahala.