PT Pupuk Indonesia (Persero) mendukung penuh upaya Kementerian BUMN menurunkan emisi karbon nasional. Salah satunya melalui penandatanganan Letter of Intent (LOI) tentang Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (KBUMN VCM).
Pengesahan kerja sama ini dilakukan oleh Pupuk Indonesia pada acara State Owned Enterprise (SOE) International Conference di Bali yang berlangsung 17-18 Oktober 2022. Adapun kegiatan penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur PT Pupuk Indonesia (Persero) Ahmad Bakir Pasaman bersama 7 BUMN lain.
Sejumlah BUMN yang terlibat antara lain Perum Perhutani, PT Inalum, PT PLN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pertamina, PT Semen Indonesia, dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangannya kepada detikcom di SOE International Conference, Bakir menyebutkan BKI bergerak mengkoordinasikan proyek pilot perdagangan karbon ini tepatnya sebagai fasilitator. Sementara itu, ketujuh perusahaan BUMN lainnya menjadi pihak yang berkeinginan menjual atau membeli karbon dalam proyek pilot perdagangan karbon ini.
Bakir mengatakan pihaknya mendukung proyek pilot perdagangan karbon yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN. Sebab menurutnya program ini selaras dengan peta jalan dekarbonisasi perusahaan yang turut mendukung target Net Zero Emission pemerintah pada tahun 2060.
"Kami akan membeli emisi dari perusahaan perkebunan, untuk menutupi emisi yang saat ini masih kami hasilkan. Tapi untuk ke depannya, pabrik-pabrik milik Pupuk Indonesia tidak lagi akan menghasilkan emisi karbon. Sehingga ke depan kami bisa menjadi pihak yang menjual kredit emisi karbon," jelas Bakir dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).
Ia menjelaskan perdagangan karbon merupakan transaksi jual-beli credit carbon yang telah tersertifikasi. Dalam hal ini, setiap perusahaan atau entitas diberi batasan emisi karbon maksimum.
Adapun perusahaan yang telah mengendalikan emisi karbon dengan baik dan belum mencapai batasan karbon dapat menjual credit carbon-nya ke perusahaan lain yang masih melebihi batasan karbon. Dengan demikian, perdagangan karbon ini dapat memastikan perusahaan secara keseluruhan tidak melebihi tingkat emisi karbon dasar.
Diketahui, perdagangan karbon ini bertujuan mengurangi emisi karbon keseluruhan secara bertahap, mengingat Pemerintah Indoneia telah menargetkan nol emisi karbon pada tahun 2060 dan menurunkan 32% emisi hingga 2030 mendatang.
Target penurunan emisi ini juga sejalan dengan roadmap dekarbonisasi Pupuk Indonesia yang sudah dirancang hingga tahun 2050 mendatang. Dalam roadmap ini, Pupuk Indonesia juga berencana memproduksi sumber energi ramah lingkungan berupa green ammonia dan blue ammonia. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon yang berdampak terhadap perubahan iklim dunia.
Baca terus berita terbaru dari SOE International Conference 2022 di sini!
(akd/ega)