BBM RON 88 dan 89 Mau Dihapus, Pertamina Pastikan Sudah Tak Jual Premium

BBM RON 88 dan 89 Mau Dihapus, Pertamina Pastikan Sudah Tak Jual Premium

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 25 Okt 2022 19:15 WIB
Sejumlah kendaraan mengisi BBM premium, di SPBU Pejompongan, Jakarta, Jumat (16/01/2015). Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turun lagi. Harga Premium diturunkan menjadi Rp 6.600/liter, sementara Solar menjadi Rp 6.400/liter. Harga baru ini berlaku mulai Senin (19/1/2015) pukul 00.00.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menegaskan sudah tidak menjual bahan bakar minyak (BBM) RON 88 alias Premium sejak 2021 lalu. BUMN energi tersebut saat ini menjual BBM paling rendah RON 90 atau Pertalite.

"BBM yang disalurkan Pertamina paling rendah RON 90," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi detikcom, Selasa (25/10/2022).

Premium tak lagi dijual seiring dengan ditetapkannya BBM Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Sampai saat ini hanya SPBU VIVO yang masih menjual BBM di bawah RON 90, yakni RON 89 dengan nama Revvo 89.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajemen PT Vivo Energy Indonesia telah menyatakan akan menghapus penjualan BBM beroktan rendah pada 31 Desember 2022.

"Untuk mematuhi kebijakan pemerintah, PT Vivo Energy Indonesia telah mengambil langkah‐langkah yang diperlukan untuk menghabiskan persediaan Revvo 89 kami pada akhir tahun ini," tulis manajemen.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya pemerintah memastikan BBM RON 88 dan 89 tidak boleh diperjualbelikan lagi per 1 Januari 2023. Hanya BBM jenis RON 90 ke atas yang boleh beredar tahun depan.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU dan atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

"Mulai 2023 hanya RON 90 ke atas yang boleh beredar. Intinya itu, di bawah itu mau 87, 88, 89 itu sudah nggak bisa beredar," kata Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Saleh Abdurrahman saat dikonfirmasi.

(aid/dna)

Hide Ads