JK Kritik Pengelolaan Nikel: Yang Kerja dari China, sampai Tukang Las

JK Kritik Pengelolaan Nikel: Yang Kerja dari China, sampai Tukang Las

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 28 Okt 2022 22:22 WIB
Mantan wakil presiden, Ketua Umum PMI
Foto: Screenshoot 20detik: Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Jakarta -

Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla melontarkan kritik pedas soal pengelolaan nikel di tanah air. Menurutnya, Indonesia adalah negeri yang kaya nikel namun pengolahannya kebanyakan dilakukan oleh China.

Dia menyinggung banyaknya pekerja asing asal China yang banyak muncul di proyek smelter pengolahan nikel.

"Ini (Indonesia) daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China, dari daratan sampai tukang las," ujar pria yang akrab disapa JK itu dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Kalla Group sedang mengebut pengerjaan smelter nikelnya sendiri. Smelter yang benar-benar dibuat oleh anak negeri dan pekerjanya pun diambil dari warga sekitar. Jusuf Kalla menegaskan smelter itu bakal selesai konstruksinya dan mulai operasi tahun depan.

"Kita bikin smelter, kita belajar sendiri, insyaallah tahun depan semleter pertama milik nasional akan beroperasi," papar Jusuf Kalla.

ADVERTISEMENT

Jusuf Kalla mengatakan dirinya ingin semua pengembangan teknologi dilakukan oleh anak negeri. "Semua kita lakukan tapi tidak dengan otak dari luar, kemampuan diri sendiri," tutur JK

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Dalam catatan detikcom, dilansir dari situs resmi Kalla Group perusahaan sedang mengebut proyek pengolahan mineral (smelter) yang dibangun anak perusahaannya yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi.

Produk akhir berupa ferronickel berkapasitas 33.000 ton/tahun dan stainless steel. Saat ini lokasi pengelolaan berada di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Direktur Marketing & Business Development Kalla Grup Hariyadi Kaimuddin mengatakan persero yang memasuki usia 70 tahun terus mengembangkan bisnisnya ke sejumlah sektor. Salah satunya industri smelter nikel yang direncanakan mulai beroperasi tahun depan.

"Sebenarnya banyak juga lain (sektor bisnis Kalla), mungkin yang bisa dibuka adalah smelter ya, karena sudah pernah diekspose. Smelter nikel sudah buka di (dekat) Palopo itu insyaAllah tahun depan sudah beroperasi," ujar Hariyadi kepada wartawan di Pulau Dutungan Barru, Sabtu (20/8/2022) yang lalu.


Hide Ads