Sri Mulyani-Erick Bicara Wacana Merger Anak Usaha Pertamina, PLN & Geo Dipa

Sri Mulyani-Erick Bicara Wacana Merger Anak Usaha Pertamina, PLN & Geo Dipa

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Minggu, 30 Okt 2022 08:30 WIB
Menkeu Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar jadi pembicara di #DemiIndonesia. Begini momennya.
Menkeu Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar jadi pembicara di #DemiIndonesia/ Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal rencana merger tiga anak usaha BUMN di sektor panas bumi atau geothermal. Adapun tiga perusahaan yang dibidik untuk merger adalah PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Geo Dipa Energi (persero).

Sebagai informasi, Geo Dipa berada di bawah Kementerian Keuangan. Terkait rencana merger, Sri Mulyani disebut sudah melakukan pembicaraan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Nah Geo Dipa itu di bawah Kemenkeu (Kementerian Keuangan). Sudah ada pembicaraan dengan Bu Menkeu mengenai hal ini, tapi kan perlu konsolidasi," kata Erick usai acara HUT Kalla Group di Hotel Kempinski, Jumat (28/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dimintai keterangan, Sri Mulyani hanya berkomentar singkat. Ia menyebut akan melihat rencana ini terlebih dahulu.

"Saya nanti akan lihat ya," ujar Sri Mulyani usai acara #DemiIndonesia detikcom di Ciputra Artpreneur Theatre Jakarta, Sabtu (29/10/2022).

ADVERTISEMENT

Merger BUMN dinilai bisa membuat perusahaan lebih efisien. Apalagi jika bidangnya sama dan punya aset menarik maka peluang merger semakin terbuka.

Erick mengatakan Indonesia memang mengebut penggunaan energi terbarukan. Apalagi kebutuhan listrik untuk masyarakat, industri dan lainnya semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan pertumbuhan energi yang berkelanjutan demi memenuhi hal tersebut.

Potensi energi terbarukan Indonesia ada di bidang hydropower, angin, matahari, dan geothermal. Untuk hydropower Erick menyebut masih harus menunggu 8 tahun lagi. Oleh karena itu salah satu yang potensial saat ini adalah energi geothermal.

"Hydropower masih 8 tahun lagi, potensi kita salah satunya di geothermal di mana 24 gigawatt potensinya. Dengan Pertamina sekarang mulai fokus ke renewable energi," ungkapnya.

Namun Pertamina disebut masih memperkuat pondasi keuangannya. Pasalnya untuk meningkatkan daya produksi membutuhkan tambahan dana. DEngan konsolidasi, Erick meyakini pengembangan geothermal akan jauh lebih efektif dan efisien.

"Dengan Pertamina geothermal ini lagi memperkuat fondasi keuangannya. Karena kan dari 800 megawatt dia mau tingkatkan ke 1 gigawatt kan perlu funding. perlu dana," jelas Erick.

Erick juga mengingatkan bahwa energi terbarukan berpotensi lebih mahal dari energi fosil. Menurutnya belum tentu masyarakat dan pelaku industri mau membayar ongkos lebih mahal untuk itu.




(zlf/zlf)

Hide Ads