Ngeri Banget! Begini Dampaknya Jika Cekcok AS-Arab Terus Berlanjut

Ngeri Banget! Begini Dampaknya Jika Cekcok AS-Arab Terus Berlanjut

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 31 Okt 2022 08:33 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
Ngeri Banget! Begini Dampaknya Jika Cekcok AS-Arab Terus Berlanjut/Foto: AP/Alex Brandon

Selama konferensi pers OPEC+ pada awal Oktober, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman tampaknya memuji keputusan Biden untuk melepaskan jumlah cadangan minyak darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Strategic Petroleum Reserve.

"Saya tidak akan menyebutnya distorsi. Sebenarnya, itu dilakukan pada waktu yang tepat," kata Pangeran Abdulaziz.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar tiga minggu kemudian, ia memberikan pernyataan dengan nada yang berbeda. "Orang-orang menipiskan stok darurat mereka, telah menghabiskannya, menggunakannya sebagai mekanisme untuk memanipulasi pasar sementara tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kekurangan pasokan," kata Pangeran Abdulaziz.

Anggota parlemen telah meningkatkan seruan untuk memberlakukan undang-undang NOPEC (No Oil Producing and Exporting Cartels) yang akan memberdayakan Departemen Kehakiman untuk mengejar negara-negara OPEC dengan alasan antimonopoli. Meskipun NOPEC bukanlah hal baru, tampaknya lebih mungkin sekarang.

ADVERTISEMENT

Sementara, Arab Saudi dapat menanggapi hukuman dari Washington dengan langkah drastis mereka sendiri di mana dapat meningkatkan konflik lebih jauh. Pejabat Saudi secara pribadi telah mengingatkan bahwa kerajaan tersebut dapat menjual US Treasury bonds jika Kongres meloloskan NOPEC.

Melepas utang AS akan menciptakan ketidakpastian di pasar pada saat yang sudah berbahaya. Kondisi itu akan menaikkan suku bunga treasury, mengacaukan pasar dan meningkatkan biaya pinjaman untuk keluarga dan bisnis.

Arab Saudi memiliki utang AS sekitar US$ 119 miliar, menurut data Departemen Keuangan dan menjadikannya pemegang treasury terbesar ke-16 di dunia. Risiko lain adalah Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC+ dapat menghapus pasokan minyak lebih lanjut. Pembatasan lebih lanjut pada pasokan OPEC akan mengangkat harga bensin, memperburuk inflasi dan meningkatkan risiko resesi yang sudah tinggi.


(acd/ara)

Hide Ads