Pertamina menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengembangkan potensi energi dan produksi kilang di Indonesia. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan ada dua perusahaan UEA yang bekerja sama dengan pertamina yakni Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC).
Kerja sama tersebut diumumkan di sela-sela puncak kegiatan Business 20 (B20) di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Kerja sama antara Pertamina lewat Pertamina Power and New Renewable Energy (PNRE) dengan Masdar yakni pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan dengan periode perjanjian kerja sama selama 2 tahun yakni mulai 12 November 2022 hingga 2024 mendatang. PNRE dan Masdar akan bekerja sama untuk memberikan solusi yang reliable dan kompetitif dalam pengembangan PLTS Rokan Phase 2 dan Phase 3 di WK Rokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerja sama strategis antara Pertamina NRE dengan Masdar ini akan berpotensi mendorong percepatan transisi energi," kata Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).
Ia menuturkan PLTS Rokan Phase 2 sedang dalam studi dengan potensi kapasitas sampai 50 MWp dengan estimasi nilai investasi total US$ 47 juta. Sedangkan PLTS Rokan Phase 3 dengan potensi kapasitas sampai 150 MWp dengan estimasi nilai investasi total US$ 140 juta.
"Kerja sama ini tidak menutup kemungkinan peluang untuk pengembangan PLTS lainnya di lingkungan Pertamina," jelasnya.
Ia mengatakan Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai operator PNRE akan membentuk joint venture dengan Masdar dengan komposisi kepemilikan dalam kerja sama yakni PPI sebanyak 55% dan Masdar 45%.
"Sedangkan pemasok kebutuhan (offtaker) dari Solar PV adalah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan manfaat penghematan biaya, penurunan CO2 footprint hingga 184.000 ton per tahun dan penurunan konsumsi gas hingga 2816 MMSCF per tahun," jelasnya.
Kedua perusahaan juga melakukan pertukaran dokumen terkait dengan Memorandum of Understanding Pengembangan Proyek-Proyek Energi terbarukan di Indonesia. Proyek tersebut di antaranya, pengembangan proyek-proyek baru Energi Baru Terbarukan (EBT) dan berbagi informasi untuk evaluasi dan analisa kelayakan proyek.
Pertamina turut menjalin kerja sama dengan ADNOC terkait potensi produksi Polyolefin di Indonesia. Adapun periode perjanjian tersebut yakni selama 1 tahun (12 November 2022-2023).
"Sedangkan potensi area kerja sama yakni, mengeksplor kesempatan partisipasi dalam proyek cracker & turunan baru dari proyek Polyolefin PT Kilang Pertamina International (KPI) di Indonesia, di mana ADNOC berminat untuk pemanfaatan teknologi ADNOC untuk Polyolefin, potensi pemasaran produk Polyolefin oleh ADNOC serta suplai feedstock seperti naphtha, LPG dan Propane," tutup Nicke.
Dalam pengumuman tersebut turut hadir Presiden Joko Widodo, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto serta CEO Masdar Mohammed Jameel Al Ramahi.
(prf/hns)