Pemerintah bakal mulai menerapkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) campur sawit 40% atau B40. Implementasi B40 bertujuan mengurangi beban impor BBM sehingga bisa menghemat kas negara.
Adapun implementasi B40 masih menunggu selesainya uji teknis pada Desember mendatang. Jika disalurkan ke masyarakat, lantas berapa kisaran harga B40?
Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan, harga B40 akan sama dengan harga biosolar B30.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau harganya B40, untuk yang di SPBU untuk yang PSO (Public Service Obligation) seperti harga Biosolar," kata Edi kepada wartawn, Senin (21/11/2022).
Sebagai informasi, harga biosolar saat ini adalah Rp 6.800/liter. Saat ditanya apakah harga B40 akan dijual ke masyarakat dengan harga tersebut, Edi membenarkan.
"Betul," singkatnya.
Ia menambahkan, lewat B40 masyarakat bisa menikmati bahan bakar terbarukan yang lebih terjangkau. B40 sendiri memang diklaim lebih ramah terhadap lingkungan.
"Untungnya masyarakat dapat menikmati bahan bakar terbarukan dengan harga yang lebih terjangkau," ungkap Edi.
Dengan B40 diprediksi jumlah impor BBM Indonesia akan berkurang. Bahkan negara disebut bisa hemat hingga ratusan triliun.
"Menghemat devisanya berapa? Jadi kalau kita tidak impor minyak solar sebesar 15 juta kiloliter (kl), kalau harganya itu (per liter) sekitar Rp 13 ribu dikalikan 15 juta (kl) yaitu ketemu sampai Rp 200-an triliun," kata Edi Wibowo, Direktur Bioenergi di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi, Lemigas, Senin (21/11/2022).
Edi menjelaskan, perkiraan kebutuhan B30 atau kebutuhan solar di 2023 mencapai 37,5 juta kl. Adanya B40 akan membuat jumlah impor solar berkurang 40%.
Sebagai informasi, Program B40 atau Biodiesel 40% sendiri ialah pencampuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 40% dengan 60% bahan bakar minyak jenis solar.
(zlf/zlf)