Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. Ia menyatakan akan mendorong pengolahan di dalam negeri.
"Dan mulai Juni 2023 pemerintah memberlakukan larangan ekspor bijih bauksit. Dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri," katanya seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (21/12/2022).
Jokowi mengatakan, industrialisasi bauksit ini akan berdampak positif pada penerimaan negara. Ia optimistis pendapatan negara naik ketika kebijakan ini diterapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari industrialisasi bauksit di dalam negeri ini kita perkirakan pendapatan negara akan meningkat dari Rp 21 triliun menjadi sekitar kurang lebih Rp 62 triliun," katanya.
Bicara bauksit, Indonesia bisa dibilang negara yang cukup melimpah. Mengutip Booklet ESDM Bauksit 2020, disebutkan cadangan bauksit Indonesia sebesar 4% dari total cadangan dunia.
Cadangan bauksit dunia mencapai 30,39 miliar ton. Dengan 4% dari cadangan dunia, Indonesia memiliki sekitar 1,2 miliar ton.
Disebutkan, cadangan bauksit Indonesia nomor 6 terbesar di dunia. Posisi Indonesia di bawah Guinea 24%, Australia 20%, Vietnam 12%, Brasil 9% dan Jamaika 7%.
Sementara, produksi bijih bauksit dunia tahun 2019 sebesar 370 juta ton. Indonesia sendiri memproduksi 16 juta ton dan menempatkannya sebagai produsen bijih bauksit terbesar ke-6 dunia.
Indonesia di bawah Australia 100 juta ton, Guinea 82 juta ton, China 75 juta ton, Brasil 29 juta ton, dan India 26 juta ton.
Bauksit sendiri bisa dibilang komoditas yang penting. Sebab, bauksit merupakan bahan baku alumunium.
Dalam booklet tersebut dijelaskan, bauksit dimurnikan untuk memperoleh alumina dan dilebur untuk membuat aluminium. Untuk menghasilkan 1 ton alumina dibutuhkan 2-3 ton bauksit.
Kebutuhan aluminium paling banyak digunakan untuk sektor transportasi dengan porsi 29%, bangunan dan konstruksi 25%, kemasan 12% dan kelistrikan 11%. Barang tahan lama dan lain-lain masing-masing sebesar 7%.
(acd/dna)