PLN Sabet Penghargaan Green Leadership di Ajang PROPER 2022

ADVERTISEMENT

PLN Sabet Penghargaan Green Leadership di Ajang PROPER 2022

Inkana Putri - detikFinance
Sabtu, 31 Des 2022 10:25 WIB
PLN Raih Penghargaan Green Leadership Utama 2022
PLN Sabet Penghargaan Green Leadership di Ajang PROPER 2022/Foto: PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) meraih penghargaan Green Leadership Utama 2022 dari Pemerintah Republik Indonesia. Penghargaan tertinggi di bidang lingkungan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin dan disaksikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, Kamis (29/12).

Anugerah Green Leadership Utama diberikan kepada pimpinan tertinggi perusahaan yang perusahaannya berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan memperoleh PROPER Emas. Adapun kategori ini merupakan variabel penilaian baru dalam Anugerah PROPER tahun 2022.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan memimpin perusahaan energi di tengah tantangan perubahan iklim bukanlah hal mudah. Namun, PLN mampu bertransformasi menjadi perusahaan yang hijau dan adaptif dalam menjawab tantangan perubahan zaman.

"PLN sudah merombak tata kelola kelistrikan dengan digitalisasi end to end. Dari pasokan energi, pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke rumah-rumah pelanggan sudah dikelola secara terintegrasi," papar Darmawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/12/2022).

Sederet Upaya PLN Dorong Transisi Energi

Dalam penghargaan Green Leadership, terdapat tujuh kriteria penilaian yang mencakup penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam yang ramah, dan penghilangan limbah industri. Selain itu, lingkungan bebas dari pencemaran, memenuhi kebutuhan kehidupan, serta infrastruktur fisik menjaga ekosistem dan komunitas.

Dari penilaian tersebut, PLN dinilai mampu bertransformasi dalam menghadapi transisi energi. Darmawan pun dinilai mampu mengubah cara pandang proses bisnis dari statis dan backward looking menjadi dinamis dan forward looking.

Proses bisnis yang dulunya manual, kini menerapkan digitalisasi secara end to end. PLN melakukan digitalisasi dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi sebagai bagian dalam mendukung transisi energi.

Sementara dari sisi energi, dengan kepemimpinan dan navigasi yang kokoh, PLN menerapkan berbagai program untuk mengimplementasikan peta jalan NZE 2060. Upaya Deklarasi NZE 2060 bahkan telah dibawa PLN dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) 26 pada 2021 di Glasgow, Skotlandia dan COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir.

"PLN memiliki program-program inisiatif transisi energi yang mengkonsolidasi dukungan berbagai pihak. Baik entitas bisnis, lembaga pendanaan, yang didukung pemerintah untuk mencapai NZE 2060," ungkap Darmawan.

Dalam mencapai transisi energi, PLN telah menandatangani 45 memorandum of understanding (MOU) dan letter of intent (LOI).

PLN juga turut mendorong upaya penurunan dengan ikut mengawal penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sampai dengan tahun 2030 yang menjadi RUPTL paling hijau sepanjang sejarah Indonesia. Dalam RUPTL tersebut, terdapat 50,6 persen pembangunan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Sesuai RUPTL ini, PLN juga menginisiasi penghapusan 13 GW PLTU dari perencanaan dan menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW tanpa menambah PLTU baru.

Di samping itu, PLN telah memetakan dan melakukan berbagai upaya guna mereduksi emisi sebesar 98 juta ton CO2 di tahun 2030. Selain menjadikan transisi energi sebagai tantangan, PLN juga menjadikannya peluang untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat, salah satunya melalui co-firing.

Sejak 2021, PLN sudah mulai mengimplementasikan program co-firing di puluhan pembangkit. Melalui co-firing, PLN menggantikan konsumsi batubara dalam jumlah signifikan dengan bahan baku biomassa, hidrogen dan amonia. Selain pengurangan emisi, implementasi co-firing pun mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat dalam penyediaan bahan bakunya.

"Program co-firing ini sudah berhasil mengurangi emisi lebih dari 800 ribu ton CO2. Dalam prosesnya PLN memberdayakan masyarakat seperti BUMDes, Kelompok Tani, dan berbagai UMKM. Ini adalah komitmen PLN bertransisi energi sekaligus membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan," ucapnya.

Selain itu, PLN memulai tata kelola baru limbah pembangkit dengan pemanfaatan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU. Hal ini mengingat potensi FABA dari seluruh PLTU PLN di Indonesia besar. Selain dapat mengurangi emisi, pemanfaatan FABA akan memunculkan berbagai usaha baru dan penyerapan tenaga kerja di masyarakat.

Baca Selanjutnya >>>

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT