Raksasa Migas Malaysia Ngebor Sumur Minyak di Madura

Raksasa Migas Malaysia Ngebor Sumur Minyak di Madura

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 10 Jan 2023 17:12 WIB
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Madura
Foto: Dok. SKK Migas

Lebih lanjut Dwi menyampaikan kondisi saat ini produksi minyak masih di bawah konsumsi, sehingga upaya mempercepat penemuan minyak agar bisa diproduksi akan senantiasa menjadi prioritas. Adapun untuk produksi gas di atas kebutuhan di dalam negeri, sehingga sisanya diekspor untuk memperkuat devisa negara.

Perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengembangan Lapangan Hidayah antara lain terdiri dari biaya investasi (di luar sunk cost) yang diperkirakan sekitar US $926 juta, biaya operasi termasuk PBB sampai lapangan mencapai economic limit sebesar sekitar US$ 1,99 milyar, dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar sekitar US$ 201 juta.

"Masuknya investasi seperti ini merupakan bukti bahwa industri hulu migas Indonesia masih menarik di mata investor. Tinggal bagaimana kita sama-sama bekerja menciptakan iklim investasi yang kondusif," ujar Dwi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diharapkan lapangan ini akan mulai berproduksi (onstream) pada awal tahun 2027 dengan tingkat produksi saat itu pada kisaran 8.973 barrel oil per day (BOPD). Lapangan ini akan mencapai puncak produksi pada tahun 2033 dengan kisaran produksi 25.276 BOPD. Lapangan ini diperkirakan akan aktif berproduksi selama 15 tahun (2027-2041).

Dalam kurun waktu tersebut, lapangan ini diperkirakan akan memberikan kontribusi penerimaan Negara sebesar US$ 2,1 milyar atau sekitar Rp 31 triliun.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap semua pemangku kepentingan dapat memberikan dukungan sepenuhnya atas pengembangan Lapangan Hidayah sehingga kontribusi-kontribusi yang kami perkirakan tersebut dapat segera terwujud," ujar Dwi,


(dna/dna)

Hide Ads