Tembaga merupakan komoditas yang penting. Tak heran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat untuk menyetop ekspor tembaga pada pertengahan tahun ini.
Komoditas ini dibutuhkan beragam sektor. Bahkan, kebutuhannya relatif besar.
Dikutip dari Booklet Tambang Tembaga 2020 Kementerian ESDM, Kamis (12/1/2023), komoditas tembaga secara global sebanyak 31% untuk equipment (produk elektronik), 30% untuk building construction (konstruksi bangunan) dan 15% untuk infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya, sebanyak 12% untuk transportasi dan 12% untuk industri. "Kebutuhan tembaga didominasi untuk equipment (produk elektronik) dan building construction," tulis Kementerian ESDM.
Dalam booklet itu disebutkan, adapun faktanya rata-rata rumah membutuhkan 180 kg tembaga. Kemudian, 80% tembaga yang pernah diproduksi masih digunakan sampai sekarang.
Fakta lain, tembaga sangat penting untuk kendaraan listrik. Selanjutnya, China merupakan negara yang mengkonsumsi 48% tembaga dunia.
Kemudian dijelaskan, mayoritas untuk pengolahan dan pemurnian bijih tembaga menjadi katoda tembaga berasal dari konsentrat tembaga menggunakan proses pyrometallurgy.
Disebutkan pula, Indonesia memiliki cadangan tembaga terbesar ke-7 di dunia. Total cadangan tembaga dunia sebesar 871 juta ton, sementara cadangan tembaga Indonesia sebesar 28 juta ton atau sebesar 3%.
Simak juga video 'Jokowi Bakal Umumkan Setop Ekspor Bahan Mentah Baru Hari Ini':