Subsidi Energi Rp 500 T Lebih di 2022, Sri Mulyani: Untuk Jaga Masyarakat

Subsidi Energi Rp 500 T Lebih di 2022, Sri Mulyani: Untuk Jaga Masyarakat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 16 Jan 2023 17:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menjadi nara sumber dalam #DemiIndonesia. Sri Mulyani bicara tentang keuangan Indonesia.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan selama tahun 2022 APBN menjadi instrumen strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022. Tahun lalu, menurutnya perekonomian Indonesia dihadapkan ancaman kenaikan harga-harga komoditas yang dapat mempengaruhi harga kebutuhan pokok di tengah masyarakat.

Menurutnya APBN dapat menjaga kenaikan harga di tengah masyarakat, khususnya kenaikan harga energi. Sri Mulyani menyebutkan belanja subsidi sepanjang 2022 sudah mencapai Rp 551 triliun. Dengan uang sebanyak itu dia mengklaim kenaikan harga energi di Indonesia cuma sebatas 30% saja, padahal di negara lain bisa mencapai 2-3 kali lipat.

"Yang menonjol di 2022 adalah belanja subsidi energi yang mencapai Rp 551 triliun. Itu untuk jaga masyarakat dari guncangan harga komoditas energi yang melonjak 2-3 kali lipat di 2022, sehingga masyarakat hanya mengalami keniakan harga cuma 30% untuk Pertalite dan dieselnya (solar)," ungkap Sri Mulyani dalam keterangan pers virtual usai melakukan Rapat Paripurna soal APBN 2023, Senin (16/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tahun 2022 menurutnya harga komoditas memang sangat volatile alias naik turun dan berubah-ubah. Kenaikan harga-harga komoditas menyebabkan inflasi tinggi di berbagai negara dan hal itu menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Nah di berbagai negara, kata Sri Mulyani, kondisi tadi direspons dengan peningkatan suku bunga yang sangat ekstrim. Seperti misalnya di Meksiko yang menaikkan suku bunga sampai 500 basis poin, lalu Brasil menaikkan 450 basis poin, Amerika Serikat pun menaikkan suku bunga di 450 basis poin, dan Inggris menaikkan suku bunga sebesar 350 basis poin.

ADVERTISEMENT

Kondisi suku bunga tinggi ini menurutnya dapat melemahkan ekonomi suatu negara. Beruntungnya hal itu tak terjadi di Indonesia, di tahun 2022 dia mengklaim inflasi tak naik terlalu besar sehingga pelemahan ekonomi bisa dihindarkan. Sebaliknya ekonomi Indonesia justru tancap gas di 6 bulan terakhir 2022.

"Peran APBN selama 2022 menjadi faktor besar dalam menjaga guncangan tadi. Inflasi kita masih rendah ini karena kita berhasil menjaga harga pangan tetap stabil dan mengkontribusi kan inflasi jadi lebih rendah," kata Sri Mulyani.

(hal/dna)

Hide Ads