Presiden Joko Widodo meminta agar produksi minyak di Blok Rokan digenjot hingga 400 ribu barel per hari. Jokowi menyebut, saat ini produksi minyak di Blok Rokan mengalami peningkatan dari 158 ribu menjadi 166 ribu barel per hari.
Menurut Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan, masih ada potensi untuk menggenjot produksi dalam jangka panjang. Hal itu ditempuh dengan melalui pengembangan migas non konvensional (MNK).
Namun begitu, untuk pengembangan MNK ini perlu pembuktian. Dia mengatakan, pada tahun ini ada dua sumur yang akan dibor yakni Sumur Gulamo dan Kelok yang akan menentukan kontribusi dari pengembangan MNK ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar nggak MNK ini bisa berkontribusi signifikan, ini akan ditentukan oleh 2 sumur ini. Dua sumur ini kan ada dibor 2023 akan sangat menentukan bahwa MNK ini akan berkontribusi tidak nantinya terhadap produksi di Rokan," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (18/1/2023).
Selain itu, untuk menggenjot produksi dengan metode enhanced oil recovery (EOR). Namun, dia mengatakan, metode ini menantang dari sisi keekonomian.
"Kalau kita bicara dari sisi potensi ini memang ada kemungkinan itu bisa terjadi peningkatan produksi itu, dari kontribusi EOR dan kontribusi MNK," ungkapnya.
Sementara, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo mengatakan, kedua sumur itu akan dibor pada April dan Agustus. Khusus MNK, dia menuturkan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pengelola Blok Rokan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) EOG Resources.
"Semoga aja shale gas atau shale oil ini bisa berhasil, dan nggak main-main partner dari Rokan itu salah satu pemain MNK terbesar di Amerika, EOG," katanya.
(acd/das)