Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan produksi minyak di 2022 tak capai target. Hal ini membuat realisasi produksi minyak bumi di 2022 kemarin tidak tercapai.
Perihal ini disinggung oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, saat memimpin rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama dengan SKK Migas, Rabu (01/02/2023).
Sugeng menyampaikan, realisasi lifting minyak bumi alias minyak hasil olah siap guna hanya mencapai 612,3 ribu barrel oil per hari. Angka ini hanya mencapai 87,09% dari target 2022 yang mencapai 703 ribu barrel oil per hari. Dengan kata lain, target tidak tercapai.
"Dengan pencapain tersebut, maka secara statistik dapat diproyeksikan bahwa target lifting 2023 sebesar 660 ribu barrel per hari. Kemungkinan besar, sekali lagi, bukan kita pesimis, ini menjadi challange bagi kita semua. Jangan sampai tidak tercapai," katanya di ruang sidang Komisi VII DPR RI, Rabu (01/02/2023).
Menanggapi perihal tersebut, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, ada beberapa alasan yang melandasi target tersebut tidak dapat tercapai. Salah satunya ialah kondisi pandemi COVID-19 yang telah melanda RI selama kurang lebih 2 tahun lamanya.
"Salah satu sebabnya ini, kita masih terdampak pandemi selama 2 tahun sebelumnya. Sehingga, entry point di 2022 itu kita kehilangan. Kalau nggak salah sekitar 40 ribu barrel oil per hari," kata Dwi.
Berbeda dengan 2023 ini, Dwi mengatakan, pihaknya optimis dapat mencapai target 660 ribu barrel oil per hari. Pasalnya, Dwi mengklaim kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Untuk 2023 ini, kami akan laporkan kondisinya lebih baik. Karena Januari ini sudah bisa di atas 622 ribu oil per hari. Mudah-mudahan ini bisa terus dijaga dan menjadi momentum yang bisa terus didorong," katanya.