Pekan lalu masyarakat dikejutkan dengan tragedi kebakaran hebat yang terjadi di Depo Pertamina Plumbang, Jakarta Utara. Tragedi ini menyebabkan puluhan warga menjadi korban, hingga akhirnya salah satu direksi Pertamina dicopot dari jabatannya.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, Menteri BUMN Erick Thohir pernah mewanti-wanti soal zonasi di kawasan tersebut kepada jajaran BUMN terkait beberapa tahun lalu.
"Pak Erick bilang dua tahun lalu sudah diingatkan. Berarti Pertamina diingatkan dong. Nah harus dilihat secara keseluruhan, sudah diingatkan dua tahun lalu ini berhubungan sama yang mana," kata Arya, saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2023).
Atas tragedi ini, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) Dedi Sunardi dicopot dari jabatannya. Menurutnya, dasar pencopotan jabatan ini sudah jelas berkaitan dengan tragedi tersebut
"Kan saya sudah bilang dasarnya apa? Sudah diingatkan (Erick Thohir)," ucapnya.
Sebagai tambahan informasi, pencopotan Dedi dari posisinya ditetapkan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan PT Pertamina nomor SK - 43/MBU/03/2023 per tanggal 8 Maret 2023.
"Dengan kejadian kemarin kita perlu mengambil tindakan agar semua yang saat ini memimpin di BUMN itu para direksi harus benar-benar menjalankan tugasnya sebaik mungkin," kata Erick kepada detikcom, Rabu (8/3/2023).
Sementara saat melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, untuk menjenguk korban tragedi kebakaram Depo Pertamina Plumpang, Eric Thohir sempat menyinggung soal kondisi buffer zone atau zona penyangga di lokasi kejadian. Ia mengatakan dirinya sudah memberikan arahan 2 tahun lalu mengenai zonasi ini kepada sejumlah BUMN.
"Karena itu 2 tahun lalu saya sudah bicara ke Pertamina, MIND ID, PT PLN, PT Pupuk Indonesia untuk mulai menzonakan agar ini bisa kembali seperti dulu. Kalau tidak mungkin, ya kita relokasi. Seperti yang didorong 2 tahun lalu untuk memindahkan Plumang ke Pelindo," jelasnya.
"Kita sudah menekankan kepada seluruh BUMN yang masuk menjadi kawasan objek vital, saya rasa tidak hanya kilang, tapi juga pupuk yang seperti saya tinjau di Sumatera Selatan, itu pun buffer antara titik keamanan dan tentu titik masyarakat masih terlalu dekat," tambah Erick.
Erick pun membandingkan dengan jarak ideal seharusnya area pemukiman warga dengan objek vital nasional, seperti Depo Pertamina. Ia menyebut semakin berjalannya waktu, jarak kawasan vital nasional itu semakin menipis. Bahkan menipisnya jarak zonasi pemukiman dengan objek vital tersebut bukan hanya di Plumang.
"Seharusnya 75% kita laut, 25% darat. Kalau kita buffer zone Pertamina di tahun 1971 sampai 1987 ada petanya itu sangat aman. Tetapi setelah reformasi 98 memang kalau kita lihat banyaknya kehilangan lahan," jelasnya.
Simak Video "Erick Soroti Buffer Zone Depo Plumpang: Ada Pipa Berdekatan Dapur Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)