Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara mengenai hengkangnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products dari proyek hilirisasi batu bara. Arifin mengatakan, hengkangnya Air Product dari proyek hilirisasi ini karena mereka merasa bisnis di AS lebih menarik.
Air Products cabut dari proyek hilirisasi baik yang kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk, maupun dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
"Air Products kemarin karena dia tuh merasa di Amerika lebih menarik bisnisnya, dia ke sana. Di Amerika dengan adanya subsidi untuk energi baru terbarukan jadi ada proyek yang lebih menarik lah, hidrogen. Amerika lagi mendorong pemakaian itu," terang Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2023).
Arifin mengatakan, subsidi yang ditawarkan AS lebih menarik dari yang lain. Hal itu membuat para investor tertarik.
"Pokoknya lebih dari yang lain lah, kan ada inflation reduction act itu yang menyebabkan investor banyak lari ke sana," ungkapnya.
Meski demikian, Arifin mengatakan, proyek hilirisasi batu bara, khususnya dimethyl ether (DME) harus jalan. Sebagaimana diketahui, DME sendiri digadang-gadang menjadi pengganti LPG.
"DME harus jalan dong, entah DME entah yang mana," katanya.
(acd/ara)