Arifin mengatakan, pihaknya melihat adanya masalah-masalah teknis yang seharusnya tidak terjadi. Pihaknya pun meminta agar terminal lain dicek agar kejadian serupa tidak terulang.
"Memang kita melihat masalah-masalah teknis prinsipil yang harusnya tidak boleh terjadi. Nah, itu seharusnya udah bisa jadi bahan perbaikan ke depan supaya tidak terjadi lagi, dan ini kita minta supaya dicek di tempat-tempat yang lain yang sama terminal-terminal itu, supaya dicek lagi, tidak terjadi hal yang sama, satu," paparnya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2023).
Kedua, kata Arifin, perlu modernisasi sistem pengamanan dari pengoperasian. Lalu, persoalan lingkungan juga harus diperhatikan.
"Iya, buffer zone, memang itu kan dekat sekali, masa temboknya Pertamina ditempelin sama rumah penduduk," katanya.
Selanjutnya, Arifin meminta agar sosialisasi kepada masyarakat digencarkan terkait bahayanya lokasi di sekitar depo. Apalagi, ada tangki-tangki LPG di sana.
"Nah sementara itu ya memang masalah penyelesaian dulu yang sekarang segera dituntaskan, kemudian kedua lakukan dibuat buffer zone dengan merelokasi, karena daerahnya itu punya Pertamina sebetulnya dan juga kita minta untuk pasang tembok dulu untuk jaga-jaga sementara," paparnya. (acd/ara)