Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ (Organization of the Petroleum Exporting Countries) lainnya mengumumkan pengurangan produksi minyak sekitar 1,16 juta barel per hari. Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan harga minyak dalam waktu dekat.
Komitmen tersebut membuat total volume pemotongan produksi minyak oleh OPEC+ menjadi 3,66 juta barel per hari atau setara dengan 3,7% dari permintaan global, menurut perhitungan Reuters. Sebelumnya, pada Oktober tahun lalu, OPEC+ telah setuju untuk memangkas produksi minyak mentah sekitar 2 juta barel per hari hingga akhir 2023.
Harga minyak bulan lalu jatuh ke US$ 70 per barel, terendah dalam 15 bulan terakhir. Akan tetapi, tindakan OPEC+ untuk mendukung pasar ini tidak disangka setelah berbagai sumber meremehkan prospek ini dan harga minyak mentah kembali pulih ke US$ 80 per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, menurut kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners, pengurangan produksi terbaru ini dapat mengangkat harga minyak sebesar US$ 10 per barel. Sementara itu, pialang minyak PVM berharap terjadi lonjakan harga setelah perdagangan dimulai setelah akhir pekan.
"Saya memperkirakan pasar akan membuka beberapa dolar lebih tinggi ... mungkin sebanyak US$ 3," kata Tamas Varga dari PVM, dikutip dari CNBC, Senin (3/4/2023).
"Langkah yang diambil benar-benar optimistis," lanjutnya.
Produsen utama OPEC, Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari. Kementerian energi Arab Saudi mengatakan pengurangan sukarela kerajaan adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.
"OPEC mengambil langkah pencegahan jika ada kemungkinan pengurangan permintaan," kata Amrita Sen, pendiri dan direktur Energy Aspects.
Adapun, pemotongan produksi minyak tersebut akan dilakukan pada Mei mendatang hingga akhir tahun. Diketahui, Irak akan mengurangi produksinya sebesar 211.000 barel per hari.
Uni Emirat Arab mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 barel per hari, Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 barel per hari, sementara Oman mengumumkan pemotongan 40.000 barel per hari. Aljazair dan Kazakhstan mengatakan akan memangkas produksinya masing-masing 48.000 barel per hari dan 78.000 per hari.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Moskow akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023. Lalu, Gabon juga akan melakukan pemotongan produksi minyak secara sukarela sebesar 8.000 barel per hari.
Meski demikian, tidak semua anggota OPEC+ melakukan tindakan tersebut. Sebab, beberapa di antaranya memang sudah memproduksi minyak di bawah dari tingkat yang disepakati.
(das/das)