"Kalau pipa yang pecah itu dari tahun 82 datanya, artinya data instalasinya di tahun 82 dipasang. Produk domestik carbon steel schedul 80 itu," kata Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Taufik mengatakan kebakaran Kilang Dumai terjadi pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2 karena adanya kebocoran gas hydrogen. Kebakaran terjadi pukul 22.42 dan berhasil dipadamkan pukul 22.51.
"Jadi pada jam 22.42 terjadi kebocoran gas hydrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor," ujar Taufik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Kilang Dumai dibangun sejak tahun 1971. Artinya kilang tersebut sudah berumur 52 tahun.
"Kita lakukan terus upaya ini karena kita sama-sama tahu kilang yang kita operasikan ini adalah kilang yang tua. (Kilang) Dumai ini dibangun tahun 71 dengan segala ininya, tapi kita harus operating operational availability karena kita ingin mengurangi menekan impor. Untuk itu kita tidak boleh mengesampingkan faktor kehandalan termasuk salah satunya safety di dalamnya," imbuhnya.
Sebagai informasi, Kilang Dumai merupakan kilang pengolahan minyak terbesar ketiga di Indonesia dengan total kapasitas pengilangan 170.000 barel per hari atau hampir 16,5% dari total kapasitas kilang Pertamina. Luas area 356.33 hektare (Ha) dengan jumlah pekerja 1.177 orang.
Refinery Unit (RU) II Dumai terdiri dari dua lokasi yaitu di Sei Pakning, dibangun tahun 1969 dengan kapasitas CDU 50.000 barel per hari, kemudian Kilang Dumai dibangun tahun 1971 dengan kapasitas CDU 120.000 barel per hari.
Produk yang dihasilkan dari kedua kilang itu adalah 87% fuel. Sedangkan 12%-nya non fuel yang terdiri dari LPG, green coke dan LAWS, sedangkan 1% lainnya ada UCO, NBF, SF-02, Solphy.
Lihat juga Video 'Kapal Pengangkut BBM Pertamina Terbakar, 3 ABK Dilaporkan Tewas':
(aid/das)