Jakarta -
PT PLN (Persero) menjalin kerja sama co-investment dengan menggandeng 5 industri strategis untuk mempercepat akses kelistrikan. Hal ini dilakukan dalam rangka menyiapkan pasokan listrik sebesar 4.000 megawatt (MW) guna mendukung percepatan hilirisasi industri.
Adapun kerja sama ini ditandai dengan nota kesepahaman antara PLN dengan lima industri strategis yang terdiri dari kawasan industri terpadu, industri smelter, hingga industri data center di kantor pusat PLN, Rabu (5/4).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan industri merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, hilirisasi dapat meningkatkan GDP (Produk Domestik Bruto) Indonesia melalui peningkatan nilai jual komoditas hasil mineral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan salah satu faktor terpenting untuk menjamin keberlanjutan dan peningkatan daya saing industri tersebut adalah kesiapan listrik yang andal, efisien, serta berbasis energi terbarukan (EBT).
"Untuk itu, kami sadar betul bahwa listrik ini merupakan kebutuhan penting sektor industri. Kami siap memfasilitasi seluruh kebutuhan listrik sektor industri. Kami saat ini mempunyai pasokan listrik yang sangat andal dan kami pastikan seluruh sistem kelistrikan kami mampu menjawab kebutuhan listrik sektor industri," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Jumat (7/4/2023).
Melalui kerja sama ini, ungkapnya, PLN mempercepat penetrasi pasar dengan menggandeng mitra strategis untuk bisa menghadirkan listrik sesuai kebutuhan industri. Ia menilai co-investment yang ditawarkan PLN dapat merealisasikan kebutuhan listrik dengan cepat.
"PLN siap berkolaborasi dan memastikan iklim investasi yang baik dalam mendukung sektor industri," ungkapnya.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo menjelaskan pengembangan industri membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Untuk itu, PLN melakukan terobosan dengan mengedepankan kerja sama dan kolaborasi melalui skema co-investment. Sehingga target hilirisasi mineral dalam negeri bisa segera terwujud dengan tetap mengedepankan asas fairness dalam berbisnis.
Hartanto menerangkan co-investment ini adalah kerja sama atau investasi bersama yang dilakukan perusahaan bersama dengan mitra terbatas. Kelima industri yang berkolaborasi dengan PLN kali ini antara lain PT Anugrah Tehnik Industry, PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, PT Dayatama Prima Energi, China Energy dan PT Suryacipta Swadaya.
"Melalui kerja sama ini, kita tidak akan lagi saling menunggu, namun secara proaktif kita cari solusi agar tercapai apa yang menjadi target bersama dalam pengembangan bisnis kita masing-masing," jelasnya.
Klik halaman selanjutnya >>>>
Melalui co-investment, Hartanto meyakini pihaknya dan mitra strategis akan bisa menjamin percepatan penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan. Sehingga target operasional smelter dan kawasan terpadu bisa tercapai tepat waktu.
Ia menyebut ada juga potensi pengembangan smart solution terintegrasi di kawasan terpadu, selain listrik yang andal dan berbasis energi hijau.
Kata Mitra soal Co-Investment Bersama PLN
Direktur Utama PT Anugrah Tehnik Industry, Edy Santi menilai Kawasan Industri menjadi salah satu industri yang berkembang secara pesat saat ini. Untuk itu, diperlukan pasokan listrik yang andal karena banyaknya pertumbuhan industri dan menjamurnya kawasan industri.
"Kerja sama dengan PLN melalui skema kolaborasi ini merupakan langkah yang strategis bagi kami untuk menjamin adanya kepastian pasokan listrik," kata Edy Santi.
Mewakili PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, Bob Saril menyatakan skema kerja sama ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik untuk pengembangan fasilitas smelter yang selama ini telah dinanti.
"Dengan adanya skema bisnis ini, kami bersama PLN bisa mencoba menjajaki bersama penyediaan pembangkit yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan Huadi dan lebih memberikan peluang kepastian akan tersedianya listrik untuk fasilitas kami," tambah Bob.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Dayatama Prima Energi Adrian Martowardojo menuturkan saat ini smelter miliknya di Kalimantan Timur sudah beroperasi. Ia menilai kerja sama dengan PLN untuk mengoptimalkan lahan void bekas tambang dalam pembangunan PLTS floating akan menambah bauran energi hijau pasokan listrik smelter.
"PT Dayatama Prima Energi dan PLN sama-sama memiliki komitmen akan energi hijau sebagai energi masa depan. Kerja sama ini nantinya menjadi langkah yang baik, kami bisa memanfaatkan lahan bekas tambang menjadi void PLTS yang dapat dimanfaatkan untuk melistriki smelter kami, sekaligus menambah bauran energi hijau dalam portofolio PLN," terang Adrian.
Sementara itu, Jing Bing dari China Energy menjelaskan melalui kerja sama ini pihaknya menunjukkan komitmen menjadi industri hijau. Jing Bing percaya PLN mempunyai kapasitas yang memadai dalam memasok kebutuhan listrik yang besar dan berbasis energi bersih.
"Kami akan membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan emisi nol bersih (net zero emission) pada Tahun 2060. Dan juga menurut saya itu bukan hanya misi kami tetapi juga kewajiban kami," tuturnya.
Presiden Direktur PT Suryacipta Swadaya, Johannes Suriadjaja menjelaskan saat ini kawasan industri terpadu semakin menjamur di Indonesia, seiring langkah pemerintah memperkuat industri dalam negeri. Dengan basis kawasan industri hijau yang diminati para investor, kolaborasi bersama PLN dinilainya sebagai langkah strategis.
"Bekerja sama dengan PLN merupakan langkah strategis, sebab saat ini industri membutuhkan pasokan listrik yang tidak hanya resilience tetapi juga green. Kita bisa memperoleh dukungan listrik andal dari jaringan PLN beserta Renewable Energy Certificate (REC)-nya," terang Johannes.
"Di saat bersamaan kita juga membangun kolaborasi dengan PLN untuk mengembangkan pembangkit EBT dan total smart solution di dalam kawasan terpadu. Hal ini mampu meningkatkan nilai tambah bagi industri dan meningkatkan daya saing," pungkasnya.
Simak Video "Video: Siap-siap! Diskon Tarif Listrik 50% Bakal Ada Lagi"
[Gambas:Video 20detik]