Produk nikel Indonesia berpotensi 'dikucilkan' oleh pasar Amerika Serikat (AS). Hal itu terjadi karena pemerintah negeri Paman Sam akan menerbitkan UU Pengurangan Inflasi dalam beberapa minggu ke depan.
Yang jadi masalah, dalam UU itu ada pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan EV yang mencakup US$ 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih. Namun, baterai yang mengandung komponen sumber Indonesia dinilai tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak Inflation Reduction Rate (IRA). Hal ini lah yang membuat Indonesia bagai 'dikucilkan' AS.
Usut punya usut, Indonesia tidak memenuhi syarat masuk kredit pajak IRA karena belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS. Kabarnya juga, dominasi perusahaan China dalam industri nikel menjadi masalah yang disoroti regulator AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan sebetulnya kekhawatiran Indonesia 'dikucilkan' AS muncul karena belum ada perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan AS.
"Jadi bukannya kita di-exclude (dikucilkan) sama Amerika. Syaratnya masuk IRA kan harus ada FTA, kita kan belum punya. Jadi bukan berarti kita itu di-exclude. Nggak begitu, tapi kita belum punya FTA aja," kata Seto ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2023).
Menurutnya beberapa negara baru saja meneken perjanjian FTA dengan AS, Jepang misalnya. FTA antar kedua negara baru diteken dua minggu lalu.
"Jadi dua minggu yang lalu kan mereka tanda tangan dengan Jepang. Sebelumnya kan mereka nggak punya FTA juga. Tapi dengan Jepang ini ada semacam limited trade deal juga khusus untuk critical mineral," sebut Seto.
Indonesia pun tak mau tinggal diam, Seto bilang Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan langsung terbang ke AS untuk membahas pembentukan FTA antara AS dan Indonesia.
Nantinya Indonesia mengusulkan limited FTA dengan AS yang di dalamnya menginput perdagangan bebas beberapa mineral penting atau critical mineral. Mulai dari nikel, aluminium, kobalt, hingga copper.
"Jadi ya hari Selasa Pak Menko akan ke Amerika, kita akan negosiasi terkait FTA itu juga," ungkap Seto.
Lihat juga Video: Luhut ke IMF soal Larangan Ekspor Raw Material: Kalian Jangan Macam-macam