Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir menyatakan, pihaknya akan mencari produk hilirisasi batu bara yang lebih bermanfaat dan bisa dieksekusi. Hal itu sebagai bagian tanggapan pria yang akrab disapa Boy Thohir saat ditanya mengenai minatnya masuk ke proyek gasifikasi batu bara atau Dimethyl Ether (DME).
Sebagaimana diketahui, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products hengkang dari proyek hilirisasi batu bara yang bekerjasama dengan PT Bukit Asam Tbk. DME sendiri digadang-gadang sebagai pengganti LPG:
"Kita masih explore terus tapi kayaknya kita mau lebih mengarah ke sana, kita mau cari hilirisasi yang lebih bermanfaat lebih bisa dieksekusi. Kita sesuatu yang sulit dieksekusi percuma juga, nanti tinggal wacana aja," katanya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta (11/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, pihaknya jauh-jauh hari memikirkan banyak alternatif untuk hilirisasi. Boy juga mengatakan, hilirisasi batu bara bara terbaik adalah menjadi energi.
"Masalah yang lain-lain terus kita explore yang coking coal misalnya juga kita sudah melakukan hilirisasi menjadi kokas," ujarnya.
Saat ditanya apakah DME sulit dieksekusi, Boy hanya menjawab inisiator dari proyek itu sendiri mundur. Dia juga menuturkan, jika harga batu bara tinggi, maka secara bisnis hitungannya tidak masuk.
"Ya inisiatornya aja mundur kan," katanya.
"Kita explore terus, contoh misalnya DME itu ya karena harga batu bara tinggi, nggak masuk hitungannya. Tapi DME salah satu, tidak satu-satunya," sambungnya.
Simak Video: Ada Proyek Pengganti LPG, Jokowi Sebut RI Hemat Rp 7 Triliun