PT Pertamina (Persero) mendukung penuh upaya pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 sekaligus menjamin ketersediaan energi nasional.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan dalam Rencana Umum Energi Nasional, hingga tahun 2060, komponen minyak dan gas dalam bauran energi nasional porsinya terus menurun, namun masih tetap dibutuhkan.
"Sebagai perusahaan energi, kita tentu men-support pemerintah dalam pencapaian Net Zero Emission di tahun 2060, namun prioritas utama Pertamina juga tetap menjamin ketersediaan dan keamanan energi. Jadi energy security," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
"Karena mayoritas kebutuhan energi untuk transportasi dan industri masih dari energi fosil, maka kita akan tetap men-support pemerintah untuk meningkatkan produksi migas, di mana minyak ditargetkan meningkat menjadi 1 juta barel per hari dan gas meningkat 12 BSCFD," imbuhnya.
Dalam mewujudkan NZE di 2060, Nicke mengatakan Pertamina mengubah cara bisnis menjadi Green Operation dengan menggunakan parameter ESG (Environment, Social, Governance).
Dengan konsep ESG, Nicke menjelaskan ada tiga cakupan harus dilakukan untuk mengurangi karbon. Pertama, mengurangi penggunaan peralatan yang sudah tidak efisien dengan melakukan peremajaan sehingga lebih hemat bahan baku.
Kedua, memproses kembali energi gas buang yang selama ini terbuang ke udara dan menimbulkan polusi.
Dari semua inisiatif tersebut, Nicke mengatakan hingga tahun 2022, Pertamina Group telah menurunkan 31% karbon emisi pada operasionalnya, baik dari hulu hingga hilir.
"Ini kita belum bicara pada scope ketiga, yaitu final product, seperti Biodiesel tentu angkanya akan lebih besar. Artinya, Pertamina tetap menjaga ketersediaan energi tapi kita juga komit untuk menurunkan karbon emisi dengan berbagai upaya," pungkas Nicke.
(fhs/ega)