Indonesia Kejar Investasi Migas Rp 45 Triliun

Indonesia Kejar Investasi Migas Rp 45 Triliun

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 17 Mei 2023 19:45 WIB
Pengeboran migas Pertamina Hulu Mahakam
Ilustrasi eksplorasi proyek migas - Foto: dok. Pertamina Hulu Mahakam

Pada kesempatan yang sama Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan bahwa kebutuhan energi migas tidak turun tapi justru meningkat. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional, pada tahun 2050 kebutuhan energi secara nasional mencapai sekitar 1.000 millions of tonnes of oil equivalent (MTOE) dengan persentase 44% berasal dari minyak dan gas, sehingga ada sekitar 440 MTOE yang harus dipenuhi.

Dia menyebut PHE memiliki beberapa strategi yaitu untuk area yang sudah mature (existing asset) akan terus dilakukan eksplorasi dengan konsep eksplorasi yang baru dan teknologi baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian growth, di mana Pertamina aktif di open area karena memiliki peluang mendapatkan big fish, tentunya dengan risiko yang besar dan biaya yang besar. Ketiga adalah melakukan kemitraan (partnership) yang dalam pelaksanannya tidak hanya sharing investasi tetapi juga sharing knowledge untuk menghasilkan hasil terbaik.

Potensi migas di Indonesia masih menjanjikan, saat ini cekungan migas yang sudah disentuh 20% yaitu sudah punya license (Wilayah Kerja) yang sudah dibor lebih kecil lagi presentasenya. Yang belum disentuh ada 80% sehingga secara peluang masih menarik.

ADVERTISEMENT

Muharram menyampaikan bahwa tahun 2021 success ratio (SR) pengeboran oleh Pertamina sebesar 36%, tahun 2022 SR meningkat menjadi 64,7% dan hingga Mei 2023 berhasil mencapai SR 100%. Temuan sumber daya pun berhasil ditemukan dalam beberapa pengeboran antara lain sumur GQX, Manpatu 1-X, dan WLL-001.

Upaya agresif PHE dalam melakukan aktivitas eksplorasi tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, diantaranya adalah perijinan dan pengadaan lahan, pengadaan, ketersediaan dan kesiapan rig, serta hal-hal yang terkait dengan teknis operasional dan subsurface.

"Hambatan tentu selalu ada dan itu menjadi dinamika yang mesti dihadapi. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, kami melakukan akselerasi perizinan dan pembebasan lahan, farm in dan kontrak bersama, prioritas rig untuk sumur eksplorasi, penambahan data data quality assurance," tutup Muharram.


(ada/kil)

Hide Ads