.webp)
Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) turut buka suara mengenai subsidi mobil listrik yang sempat jadi sorotan karena dikritik Calon Presiden Anies Baswedan. Menurut JK, subsidi mobil listrik perlu diimbangi dengan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan.
Merespons hal tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, saat ini terjadi peningkatan permintaan energi sejalan dengan penggunaan kendaraan listrik. Sementara, kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi.
Hadirnya kendaraan listrik, kata Arifin, paling tidak sudah bisa mengurangi emisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya sekarang sih kita increase demand, increase demand itu dengan kendaraan listrik. Sementara yang ada, listrik yang ada dulu dipakai, paling nggak juga kan sudah mengurangi emisi. Dengan kendaraan baru pakai listrik kan sudah nggak ada emisinya," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Arifin tak ingin persoalan tersebut jadi polemik. Dia melanjutkan, dengan adanya permintaan energi maka energi baru terbarukan bisa masuk.
"Saya hanya ingin, jangan jadi polemik, inilah yang kita lihat. Kita berusaha, tanpa adanya increasing demand mana mungkin ada energi baru yang masuk," terangnya.
Dikutip dari CNBC Indonesia, JK mengatakan kendaraan listrik penting untuk mencapai emisi rendah. Namun, ia menilai, kebijakan tersebut perlu dibarengi dengan pengembangan energi terbarukan di sektor lain.
"Sekarang bersamaan, tapi jalannya lambat. Maka emisi yang hilang dengan adanya mobil listrik pindah ke PLTU, ke batu bara," kata dia.
JK mengatakan insentif yang diberikan ke mobil listrik juga perlu diberikan ke pembangunan listrik dengan energi terbarukan. "Kalau tidak, maka tidak ada efeknya, (Emisinya) hanya pindah saja," ujarnya.
(acd/das)
