Di sisi lain, meski para pendukung transisi menuju masa depan yang berkelanjutan akan menyambut baik hal di atas, mereka kemungkinan besar akan kecewa dengan proyeksi IEA bahwa batu bara, gas, dan minyak masih menarik investasi sedikit di atas US$ 1 triliun tahun ini.
"Pengeluaran investasi bahan bakar fosil saat ini lebih dari dua kali lipat tingkat yang dibutuhkan dalam Skenario Net Zero Emissions by 2050," bunyi laporan IEA.
"Ketidaksesuaian untuk batu bara sangat mencolok. Investasi saat ini hampir enam kali lipat dari persyaratan Skenario NZE tahun 2030," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun efek bahan bakar fosil terhadap lingkungan sendiri cukup besar. PBB mengatakan, sejak abad ke-19 aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama karena pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Bayang-bayang Perjanjian Paris 2015 membayangi laporan IEA. Kesepakatan penting tersebut bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah 2, sebaiknya hingga 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat pra-industri.
Menyangkut hal tersebut, memotong emisi karbon dioksida buatan manusia menjadi net-zero pada tahun 2050 dianggap penting untuk memenuhi target 1,5 derajat Celsius.
(hns/hns)