Harga batu bara termal global tahun ini di kisaran U$$ 200 per ton. Harga tersebut anjlok setengahnya dari rekor tertinggi di tahun 2022.
Dikutip dari Reuters, Jumat (26/5/2023), analis memperkirakan indeks batu bara Newcastle rata-rata sebesar US$ 175-US$ 212 per ton tahun ini. Harga tersebut turun lebih dari 50% dari level tertinggi bulan September di US$ 440.
Pada tahun lalu, Barat memberikan sanksi kepada Rusia yang membuat Eropa membayar lebih mahal untuk bahan bakar pembangkit listrik tersebut. Hal itu pun mendorong harga batu bara global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia sendiri merupakan pemasok batu bara dan gas alam terbesar di Eropa sebelum adanya perang.
Alexandre Claude, kepala eksekutif DBX Commodities, berharap volatilitas yang lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022 karena arus perdagangan telah stabil.
Sementara, Argus Consulting memperkirakan ekspor batu bara global naik 4,4% tahun ini. Impor juga diperkirakan akan naik 5%. China diramal meningkatkan impor sebesar 11%, sementara ekspor Australia naik 9,4%.
Ketua World Coal Association (WCA) Juli Ndlovu dan Kepala Eksekutif South Africa Thungela Resources mengatakan peran Eropa dalam menentukan harga batu bara telah berakhir.
"Ke depan ... apa yang terjadi dengan China dan India akan mendorong fundamental energi, karena di situlah pertumbuhan dan permintaan energi," kata Ndlovu.
Australia Westpac memperkirakan, harga patokan Newcastle rata-rata US$ 193 per ton selama 9 bulan yang berakhir Desember 2023. Sementara, Citi memperkirakan indeks rata-rata sebesar US$ 175 selama 9-12 bulan. Kemudian, kepala ekonomi Australia memperkirakan harga patokan Newcastle rata-rata US$ 212 tahun ini.
(acd/das)