Sebagai tambahan informasi, sebelumnya diberitakan demo warga Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kantor Antam berakhir ricuh. Massa aksi dan aparat keamanan saling lempar batu hingga polisi menembakkan gas air mata.
Koordinator massa aksi Jefry menuturkan aksi memang sempat ricuh karena massa hendak menerobos masuk ke dalam kawasan kantor Antam. Namun saat itu dihalangi oleh aparat Kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada aksi saling dorong massa aksi dan polisi karena massa ingin masuk ke dalam menyegel kantor PT Antam tapi dihalangi polisi," ujarnya, dikutip dari detikSulsel.
Jefry menuturkan, aksi itu dilakukan warga untuk menuntut PT Antam terkait aktivitas di blok Mandiodo yang dihentikan. Hal itu kemudian membuat banyak karyawan yang akhirnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain itu, Jefry mengatakan aktivitas tambang yang berhenti di blok Mandiodo juga berimbas pada usaha warga di sekitar lokasi. Termasuk usaha rumah makan hingga kos-kosan warga.
"Kami sampaikan hari ini tidak akan meninggalkan tempat sampai tuntutan kami benar-benar diakui dan diputuskan oleh PT Antam," ujarnya.
(ada/ara)