Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, penambahan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) oleh holding pertambangan BUMN MIND merupakan salah satu opsi dalam upaya mendorong hilirisasi. Hal itu disampaikan Erick saat ditanya arahan Kementerian ESDM terkait divestasi Vale.
Erick menjelaskan, hilirisasi sumber daya alam merupakan hal yang sangat diperlukan. Ia tak ingin, Indonesia hanya mengekspor bahan baku sehingga tidak mendapatkan keuntungan dari upaya meningkatkan nilai tambah produk tambang.
"Tentu kalau proses itu bisa dimanfaatkan sebagian di negara kita, itu bagian pembukaan lapangan pekerjaan yang sangat penting pada saat ini ketika demografi kita banyak generasi muda," katanya di Kompleks DPR Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Dia menerangkan, upaya hilirisasi ini telah dilakukan PT Aneka Tambang Tbk dengan menggandeng berbagai pihak. Menurut Erick, dalam hilirisasi juga diperlukan tambahan aset untuk pengembangan.
Terlebih, kata dia, banyak tambang-tambang swasta yang dikembalikan menjadi opsi pemerintah.
"Kita tidak anti investasi asing tapi saya juga berharap kalau memang mereka yang sudah memiliki berapa puluh tahun tapi belum maksimal sudah waktunya juga berbagi dengan negara. Toh negara hari ini kita ingin sekali ada lahan-lahan yang bisa kita kembangkan," terangnya.
Menurut Erick, dalam penambahan lahan untuk pengembangan ini ada dua opsi. Pertama, penambahan saham seperti yang dilakukan pada PT Freeport Indonesia.
"Satu, kita menambah saham seperti Freeport itu haknya kita sebagai negara, bukan kita anti asing, tapi udah waktunya dan aturannya jelas," ujarnya.
Opsi kedua, kata dia, jika lahan-lahan tidak tergarap lebih baik dipercepat oleh BUMN sebagai bagian percepatan hilirisasi.
Ditanya berapa saham divestasi Vale yang akan diambil, Erick masih irit bicara. "Itu tentu namanya negosiasi saya tidak bisa bicara sedetil itu," katanya.
(acd/rrd)